Bunga bangkai dengan nama latin Amorphophallus titanum merupakan bunga asli asal Indonesia. Ia berasal dari suku talas-talasan (Araceae), endemik dari Sumatra. Bunga berjuluk bunga bangkai ini hidup di tempat yang memiliki suhu panas yang tinggi, kelembaban, dan ruang yang cukup.
Seperti umumnya sudah diketahui masyarakat Indonesia, julukan "bunga bangkai" berasal dari bau yang dihasilkan Amorphophallus titanum. Bukannya wangi semerbak seperti umumnya bunga, Amorphophallus titanum menimbulkan bau tidak sedap yang menusuk hidung.
Bunga raksasa ini tengah mekar di Kebun Raya Amerika Serikat, Senin (15/7). Ini adalah bunga kedua yang mekar setelah yang pertama pada tahun 2007 silam.
Bentuknya menyerupai cangkir dengan kuncup tinggi, menjulang di tengahnya. Aroma tidak sedap mengundang lalat dan kumbang untuk datang mengerubuti. Bagi spesies macam kedua serangga ini bau yang menyengat justru tercium sangat lezat.
"Lalat terbang dari kejauhan, dari tanah, dan kemudian mencari tempat yang gelap di dalam bunga untuk mereka bertelur," kata Rob Raguso, ahli kimia ekologi dan pendamping profesor di Universitas Cornell.
Dengan adanya binatang yang hinggap, maka akan menutupi serbuk sari, yang akhirnya berguna dalam proses penyerbukan. "Jadi bau bangkai yang dihasilkan merupakan cara tanaman ini untuk mengundang spesies lain membantu proses penyerbukan," kata Bill McLaughlin, kurator tanaman di Kebun Raya Amerika Serikat.
Fenomena mekarnya bunga bangkai tak sembarang dan sesekali. Sehingga tak heran saat bunga ini mekar yang hanya dalam hitungan 24 hingga 48 jam, pengunjung berbondong-bondong menyaksikan pemandangan langka ini meski bau yang ditimbulkan tidak sedap.
Baca juga: Mekar, Bunga Bangkai di Kebun Raya Bogor
Penulis | : | |
Editor | : | Andri Donnal Putera |
KOMENTAR