Kemarin, Selasa (23/7), National Geographic Traveler mendapat kesempatan langka: ngobrol bersama pasangan foto jurnalis alam bebas Tim Laman Ph.D dan peneliti orangutan Cheryl Knott, Ph.D. Menarik, karena dalam kesibukan mereka melakukan projek bersama atau berbeda, selalu ada waktu tersedia untuk liburan keluarga bersama dua anak mereka, yang berusia 13 dan sebelas tahun.
“Nilai tambahnya, tentu saja bila ada projek saya kerjakan bersama Tim, anak-anak jadi bisa ikut bersama kami berdua di luar waktu liburan keluarga. Sejak kecil kami biasakan mereka dekat dengan alam bebas, terutama hutan hujan tropis. Jadi bila ditanyai tempat berlibur mana yang difavoritkan, jawabnya Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat,” tukas Cheryl yang menjabat sebagai Associate Professor di Boston University.
Menurut peneliti yang berkantor di College of Arts & Sciences, Department of Anthropology Boston University dan berinisiasi meluncurkan Gunung Palung Orangutan Project pada 1994 ini, anak-anak memiliki kemampuan alamiah untuk dekat dengan alam bebas. Ia mencontohkan tentang sosialisasi yang ia lakukan bersama timnya kepada murid-murid SMP dan setara yang berada di sekitar kawasan Gunung Palung.
“Mata mereka berbinar, mendengarkan dengan baik dan terlihat kepedulian yang besar terhadap satwa yang keberadaannya terancam ini. Tidak terkecuali anak-anak para mantan penebang liar di hutan,” ujarnya.
“Ini menunjukkan bahwa mereka menyukai dan punya rasa kedekatan dengan alam bebas. Tinggal bagaimana orangtua mengarahkannya. Sama halnya ketika kami mengajarkan pemilahan sampah dengan membagi area menjadi tiga: sampah organik, sampah daur-ulang dan plastik. Anak-anak ini langsung tahu di mana seharusnya benda yang dicontohkan itu dibuang. Mereka cerdas, bisa cepat diarahkan.”
Pengalaman berada di Indonesia untuk meneliti orangutan membuat Cheryl akrab dengan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Hanya, ia menambahkan, logatnya cenderung menggunakan bahasa kampung yang ia gunakan sehari-hari kurun penelitian.
Bagian dari pengalamannya yang menarik adalah bekerja bersama-sama warga setempat, termasuk pemandu. “Kami menamai orangutan-orangutan yang kerap muncul dengan identifikasi berdasar ciri-ciri fisik,” kisahnya. “Pilihan nama, kadang terjadi secara spontan. Umumnya nama-nama setempat, tetapi pernah juga nama penyanyi perempuan Indonesia terkenal di sekitar 1970-an!”
Selain mengajak anak-anaknya berlibur di Taman Nasional Gunung Palung, tempat lain yang menjadi favorit Cheryl dan Tim di Indonesia untuk acara keluarga adalah Bali. “Pilihan kami bukan tempat-tempat ramai, melainkan ke arah utara yang lebih tenang di mana kami dapat menikmati pantai dan satwa lautan dengan cara snorkeling,” imbuhnya.
Semoga metoda keluarga Cheryl dan Tim untuk mengajak anak-anak dekat dengan alam ini dapat menjadi inspirasi kita semua.
Hasil foto-foto Tim Laman mendokumentasikan 39 spesies cenderawasih di tautan ini.
Penulis | : | |
Editor | : | Jessi Carina |
KOMENTAR