Indonesia resmi melepaskan diri dari segala bentuk penjajahan tertanggal 17 Agustus 1945. Melalui teks proklamasi yang singkat, padat, dan tegas, Republik ini masuk sebagai salah satu negara bebas di masa pasca-Perang Dunia II.
Teks tersebut, yang dibacakan secara lantang oleh Soekarno, disusun sehari sebelumnya di rumah di Jl.Imam Bonjol No.1, di samping Gereja Paulus. Vila mewah ini dibangun pada pertengahan tahun 1920-an oleh Asuransi Nillmij dan dilanjutkan oleh PT Asuransi Jiwasraya.
Awalnya rumah ini dibangun dengan maksud dikontrakan pada Kerajaan Inggris yang menggunakannya sebagai kediaman resmi konsul (sampai tahun 1942) dan kemudian duta besarnya (1950 - 1981). Dengan harga masa kontrak pertama untuk 750 gulden per bulannya.
Walaupun vila besar ini dari luar tampak mewah, kenyataannya ia tidak memiliki banyak kamar. Pada lantai bawah ruang resepsi dan ruang jamuan hampir menyita seluruh lantai ini, kecuali satu ruang studi (bekas) dapur dan toilet.
Lantai dilapisi ubin teraso merah keabuan. Teras luas di belakang rumah dapat digabungkan dengan ruang makan. Lantai atas dahulu digunakan untuk kamar-kamar tidur besar, masing-masing dilengkapi dengan kamar mandi dan balkon sendiri.
Waktu rumah ini dibangun Nassauboulevard di muka rumah ini masih sepi. Maka penghuni maupun tamu mereka dapat beristirahat dengan tenang dengan jendela terbuka. Susuran tangga dihiasi ornamen dari besi bergaya Art Deco dan lubang angin di atas pintu diisi dengan jeruji bercorak serupa.
Rumah konsul Inggris ini dirancang supaya tampak representatif, namun tidak "wah" seperti rumah orang kaya baru yang dibangun sesudah tahun 1970-an di Menteng. Vila ciptaan Blankenberg ini berkarakter anggun dan sedikit reserved, cocok untuk orang Inggris.
Maksud ini tercapai dengan memakai berbagai elemen horisontal, dua tonjolan profil panjang pada tembok yang dilanjutkan pada balkon di kedua belah sisi rumah, deretan panjang lubang ventilasi udara berbentuk kotak di lantai bawah dan atas. Atap tinggi sesuai dengan kokohnya tembok tiang.
Kini bangunan bersejarah bagi Indonesia ini dijadikan museum dan bisa diakses mudah menggunakan kendaraan umum. Biasanya dalam waktu setahun dilakukan beberapa kegiatan untuk menarik pengunjung. Salah satunya pada 16 Agustus 2013 mendatang, tepat sehari sebelum perayaan 68 tahun kemerdekaan RI, akan dilakukan Napak Tilas Proklamasi.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR