Kualitas udara dalam ruangan (Indoor Air Quality=IAQ) sudah selayaknya jadi perhatian kita semua. Pasalnya, kualitas udara yang buruk dapat berakibat buruk pula pada kesehatan penghuni rumah. Bahkan lebih buruk daripada pencemaran udara di luar ruangan. Berdasarkan penelitian National Safety Council Amerika Serikat, dalam satu hari rata-rata manusia menghabiskan 90% waktunya di dalam ruangan, 65% di antaranya dihabiskan di dalam rumah.
Polusi udara di dalam rumah bisa berasal dari banyak sumber. Bahan-bahan kimia yang terkandung di cat tembok atau furnitur, jamur, debu, bulu-bulu binatang peliharaan yang rontok, asap rokok, dan sebagainya. Parahnya lagi banyak sumber polusi ini yang tidak kita sadari bahayanya.
Satu lagi yang membuat banyak orang tidak menyadari pentingnya menjaga IAQ, akibat yang ditimbulkannya tidak langsung terasa. Menurut dokter dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. Mukhtar Ikhsan, Sp. P (K), MARS, saat ditemui di salah satu seminar tentang kesehatan udara dalam ruangan, penyakit pernafasan yang diakibatkan racun di udara, seringkali memiliki gejala yang tampak ringan dan umum. Padahal, lanjutnya, dalam jangka waktu lama efeknya bisa sangat fatal, terutama bagi orang-orang yang kekebalan tubuhnya sedang menurun.
Volatile Organic Compound (VOC) yang terkandung di dalam cat, misalnya. Jika terhirup, dalam jangka waktu pendek dapat mengakibatkan mata perih dan sesak nafas. Dalam jangka waktu panjang, senyawa kimia yang mudah menguap ini, dapat mengakibatkan kanker, kerusakan hati, bahkan gangguan sistem saraf.
Meski terdengar mengerikan, kita bisa, kok, meminimalisasi efek buruk polutan-polutan tadi. Ketua Green Building Council Indonesia (GBCI), sekaligus desainer interior, Naning Adiwoso, dalam makalah-makalahnya tentang IAQ, mengatakan kita bisa memulainya dari hal-hal yang kecil, untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Misalnya, dengan rajin membersihkan AC, mencuci gorden, dan memilih material bangunan yang ramah lingkungan.
Sudah Cantik, Sehat Pula!
Jangan asal mendandani rumah. Apa yang kita lakukan dalam mempercantik rumah, bisa jadi salah satu upaya meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, lho. Meski tampaknya kecil, tapi besar kontribusinya untuk menjaga seluruh penghuni rumah tetap sehat.
Pilihan cat, kain pelapis sofa (upholstery), dan tanaman penghias ruangan pun cukup untuk mengurangi efek negatif pencemaran udara dalam ruangan. Coba lihat sekeliling rumah, mungkin ada beberapa perubahan yang bisa dilakukan.
Tips 1: Tempatkan Tanaman Penyerap Polutan
Menempatkan tanaman di dalam ruangan, tidak cuma mempercantik, pun menyehatkan. Banyak jenis tanaman yang bisa dipilih untuk menyerap racun dan polutan yang ada di dalam ruangan.
Bunga Krisan, misalnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebuah perguruan tinggi di Sydney, Australia, diketahui bahwa bunga cantik yang satu ini mampu mengurangi 90% polutan di dalam ruangan. Supaya kerjanya maksimal, tempatkan 2-3 pot dalam ruangan berukuran 30m².
Manfaat yang sama juga bisa didapat dengan menempatkan Lidah Mertua (Sansivieria). Tanaman berdaun panjang ini efektif menyerap formaldehyde, racun yang salah satunya dihasilkan oleh asap rokok.
Tips 2: Lebih Bijak Memilih Cat
Jangan cuma memilih karena warnanya menarik dan berharga murah. Lebih baik pilih cat berbahan dasar air (water base), karena lebih aman dibandingkan cat solvent base. Perhatikan juga kandungan Volatile Organic Compound (VOC)-nya. Sekarang, banyak produsen cat yang mulai menyadari bahaya zat kimia yang terkandung di dalam produk mereka. Itu sebabnya, kini bermunculan cat yang memiliki kadar VOC sangat rendah.
Salah satu cara mendeteksi kadar racun pada cat, adalah dari baunya. Makin tajam, makin tidak sehat. Meski tidak sepenuhnya efektif, setidaknya cara ini bisa membantu kita memilih cat yang kandungan racunnya paling rendah.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR