Baca Juga: Jejak Cina Timor: Dari Cendana, Kuomintang, Hingga Masa Kini
Perlu diingat, pasca-Jepang mundur akibat kekalahan Perang Dunia II di Tiongkok, negeri tirai bambu itu masih dalam perang saudara antara nasionalis dan komunis. Dalam gerilyanya, Kuomintang sangat dekat dengan Sekutu, dan komunis dengan Uni Soviet (Sheng, Michael M. 1997).
Kuomintang sendiri akhirnya mendorong etnis Tionghoa di Indonesia bersikap netral dalam konflik revolusi kemerdekaan. Pengaruh kalangan nasionalis Tiongkok berujung pada pembuatan lembaga keamanan untuk Tionghoa-Indonesia awal 1946: kesatuan Pao An Tui (PAT).
"Kelompok itu didanai secara pribadi, hanya memiliki beberapa senjata api, dan terkadang mempunyai anggota orang Indonesia," terangnya. "Bukannya efektif, langkah itu malah 'menyebabkan timbulnya ketidakpercayaan yang makin meningkat di kalangan pribumi terhadap etnik Tionghoa'."
Namun, karena banyaknya aksi kekerasan di masa bersiap terhadap orang Tionghoa, adanya reaksi militansi dari Agresi Militer Belanda I, membuat mereka membuat badan pertahanan sendiri seizin Belanda.
PAT akhirnya diresmikan oleh Jenderal Simoon Spoor, panglima angkatan perang Belanda pada 6 September 1947. Lewat cara itu, Belanda dapat memasok senjata pinjaman, latihan militer, hingga seragam yang serupa dengan KNIL.
Baca Juga: The Sin Nio dan Ho Wan Moy, Srikandi Tionghoa untuk Kemerdekaan
"Soal seragam itulah yang membuat sejumlah pihak menuding PAT adalah bagian dari KNIL," tulisnya.
Kabar itu terdengar hingga di Tiongkok sendiri. Didi mengutip sebuah koran di Fujian Selatan bertanggal 13 September 1947:
"1.000 senjata yang diberikan Belanda kepada Pao An Tui tidak akan cukup melindungi dua juta orang Tionghoa, tetapi cukup untuk membangkitkan ketakukatn di kalangan pribumi."
Di sisi lain, ternyata Inggris juga membantu memasok senjata pada PAT di Medan. Ternyata anggota lembaga itu ada mantan bekas prajurit Kuomintang Tiongkok yang sebelumnya ditawan Jepang, yang kemudian dibebaskan Sekutu.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR