Teleskop ruang angkasa yang sangat produktif Kepler harus menyerahkan kemampuannya berburu planet setelah para insinyur NASA gagal memperbaiki sistem penunjuknya yang rusak.
Teleskop yang selama ini menjadi andalan untuk melacak planet-planet baru di antariksa rusak akibat dua rodanya patah pada Mei lalu.
Ini berarti teleskop tersebut tidak lagi bisa dengan stabil melihat ke arah bintang-bintang.
Selama ini, Kepler telah menemukan 135 planet di luar sistem tata surya.
Perangkat pemantau antariksa senilai US$ 600 juta (Rp6,2 triliun) ini diluncurkan pada Maret 2009 lalu untuk mencoba menemukan dunia seukuran Bumi yang mengorbit dalam zona yang disebut layak huni.
Pada intinya, Kepler mencoba untuk menemukan planet yang paling baik yang bisa mendukung adanya kehidupan.
Hasil pengmatan sejauh ini telah mengidentifikasi sejumlah planet "Bumi-super" (sedikit lebih besar dari Bumi) di zona layak huni bintang, dan ilmuwan yakin mereka akan segera dapat mengkonfirmasi keberadaan planet lebih lanjut yang diduga memiliki kondisi paling dekat dengan bumi.
"Mendorong troli macet"
"Apa yang kami cari adalah planet yang benar-benar seukuran Bumi di sekitar bintang seperti Matahari, dan itulah yang kami harapkan akan ada dalam data ini tetapi kami belum bisa menganalisis sepenuhnya," jelas Bill Borucki, peneliti utama misi Kepler.
Perangkat ruang angkasa ini diluncurkan dengan empat roda, dan mengalami kegagalan pertama pada Juli 2012 lalu. Roda kedua juga ikut macet pada tiga bulan lalu.
Para pejabat menyamakan kesulitan mengendalikan Kepler sekarang ini dengan seorang yang berbelanja dan mencoba untuk mendorong troli supermarket dengan roda macet.
Kepler menyelesaikan misi utamanya pada November 2012, sehingga teleskop ini telah bekerja melampaui persyaratan minimumnya. Tetapi ilmuwan berharap lebih dari teleskop ruang angkasa ini dan menggunakannya untuk mencari asteroid, komet dan bintang yang meledak.
Badan antariksa AS, NASA, harus segera memutuskan apakah Kepler akan mendapat pendanaan lebih lanjut.
Sementara badan antariksa Uni Eropa, European Space Agency, akan meluncurkan observatorium Gaia sebelum akhir tahun 2013. Meskipun tujuan utamanya adalah untuk memetakan posisi bintang, teleskop ini diperkirakan akan menemukan ribuan dunia yang mengorbit di antariksa dalam proses itu.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR