Ikan spesies invasif karnivora asal Amerika dan Meksiko, yaitu ikan aligator, yang berasal dari Sungai Amazon, Amerika Selatan, sudah terlepas di Waduk Jatiluhur. Pemerintah didesak bertindak cepat untuk memastikan pengidentifikasian dan mengambil langkah penanganan eradikasi secara total.
Informasi keberadaan aligator itu didasarkan dokumen Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kawasan perairan Waduk Jatiluhur telah terintroduksi ikan aligator kecil (Lepisosteus oculatus) dan ikan aligator besar (Atractosteus spatula) serta beberapa spesies invasif yang retalif tak membahayakan manusia. Seperi ikan marinier (Parachromis maraguense), golsom (Amphilophus alfari), red devil (Amphilophus citrinellus), dan petek (Parambassis sp.).
Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) KKP Ahmad Poernomo, akhir pekan lalu, membenarkan terjadi introduksi ikan aligator secara tidak sengaja. "Ada usaha karamba jaring apung di Jatiluhur yang ternyata memelihara ikan aligator," katanya. Umumnya, izin karamaba diberikan bagi pembudidayaan spesies ikan untuk tujuan konsumtif, seperti mujair, nila, dan mas.
Seperti namanya, bagian kepala ikan aligator seperti kepala buaya. Ikan yang bisa mencapai panjang tiga meter atau lebih itu bersifat karnivora, memakan ikan lain. Populasi ikan-ikan tersebut dikhawatirkan mengurangi populasi ikan-ikan konsumsi bernilai ekonomi yang selama ini menhidupi masyarakat.
(Simak: Ragam Cara Usir Hewan Invasif)
Ahmad Poernomo menyebutkan, selama ini ikan aligator yang terlepas dilaporkan sebanyak enam ekor. "Kami sudah minta agar ikan aligator lain diangkat dari karamba, dipindahkan. Informasi yang saya terima ada 17 ikan yang dipindahkan," katanya.
Namun, ia belum menerima laporan jumlah ikan aligator terlepas yang tertangkap. Yang jelas, seperti diberitakan pada Desember 2012 silam, satu spesimen ikan aligator didapat Dinas Peternakan Purwakarta dari tangkapan warga.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR