Generasi tenaga nuklir di Amerika Serikat mulai memasuki masa susut. Setelah menanjak tajam pada tahun 1970-an, generasi pembangkit tenaga nuklir ini mulai menurun secara perlahan pada awal tahun 2000-an.
Malah, dalam dua tahun belakangan, penurunannya mencapai lebih dari empat persen. Proyeksi pada tahun 2013 juga akan mengalami kejatuhan lebih dari satu persen dengan kemungkinan dipensiunkannya beberapa reaktor dan pembatalan proyek pembangunannya.
Awal susutnya popularitas nuklir terjadi sebelum 1979, pra-insiden pembangkit nuklir Three Mile Island di Pennsylvania. Masyarakat setempat kehilangan kepercayaan pada sumber energi ini karena dianggap tidak aman. (Baca: Tingkat Radiasi Fukushima 18 Kali Lebih Tinggi)
Padahal sebelumnya pada tahun 1960-an, masyarakat AS sempat mengalami keinginan luar biasa untuk membangun reaktor nuklir. Hingga mencapai puncaknya pada tahun 1973 kala lebih dari 40 reaktor didirikan. Namun, pembangunan ini lama-kelamaan menyusut lantaran terhambatnya pengerjaan dan pembengkakan biaya.
Dari 253 reaktor yang diperintahkan didirikan pada 1978, 121 di antaranya batal sebelum pengerjaan ataupun saat pembangunan berlangsung. Demikian menurut David Lochbaum dari The Union of Concerned Scientists, dalam rilis dari Earth Policy yang diterima Senin (16/9).
Reaktor-reaktor yang akhirnya diselesaikan, malah mencapai titik melebihi anggaran. Hingga akhirnya 1990-an, 28 reaktor ditutup secara permanen sebelum mencapai akhir dari izin selama 40 tahun. Beberapa faktor penyebabnya antara lain prakiraan biaya, tingginya kebutuhan listrik, dan perubahan kebijakan lingkungan. Meski demikian, Pemerintah AS masih memiliki 104 reaktor dengan total daya sekitar 100 gigawatt (100 ribu megawatt), lebih tinggi dibanding negara manapun.
Pada 2012 silam, U.S. Nuclear Regulatory Commission (NRC) menyetujui pembangunan empat reaktor baru. Masing-masing dua reaktor di Georgia dan South Carolina yang sama-sama dibangun pada Maret 2013. (Simak: Dua Sisi Nuklir)
Masalah langsung terlihat karena pembangunan di Georgia terlambat 19 bulan dari jadwal yang sudah ditentukan. Kerugian pun diderita lantaran over budget sekitar US$ 1 miliar. Sedangkan proyek di South Carolina terlambat setahun dari jadwal dan butuh tambahan biaya sekitar US$200 juta.
Laporan tahun 2013 oleh Mark Cooper dari Vermont Law School, mengindikasikan adanya sembilan penjual reaktor. Namun, kesemuanya dalam bayang-bayang risiko ditutup.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR