Tim peneliti di Amerika Serikat menemukan bahwa bau bisa digunakan untuk mengurangi ketakutan ketika orang tertidur.
Penelitian tersebut meminta 15 orang untuk menghubungkan dua gambar, yang terkait bau, dengan ketakukan.
Selain disetrum listrik yang kecil—saat tertidur di ruang tidur laboratorium—mereka antara lain mendapat satu bau tertentu, seperti jeruk, mentol, sepatu olahraga baru, cengkeh, maupun kayu.
Setelah terbangun, mereka menjadi kurang takut dengan gambar yang terkait bau yang dihirup selama tidur tadi karena ketika diperlihatkan gambar sebelum tidur tadi ternyata mereka tidak terkejut lagi.
Tanggapan mereka juga diukur dengan jumlah keringat di kulit dan lewat mesin pemindai otak yang disebut fMRI.
Hasilnya memperlihatkan ada perubahan terkait dengan memori dan pola dalam kegiatan otak yang terkait dengan emosi, seperti amygdala.
Para responden penelitian tertidur antara lima hingga 40 menit dan dampak paling kuat terlihat dalam orang yang tidur paling lama.
Ketua tim peneliti, Dr Katherina Hauner—dari Universitas Northwestern Feinberg School of Medicine, Chicago—mengatakan walau temuan memperlihatkan pengurangan ketakutan yang kecil namun maknanya siginifikan.
"Sepertinya bisa diperluas dengan ketakutan yang sebelumnya sudah ada, dan gambar besarnya adalah perawatan untuk fobia bisa ditingkatkan pada saat tidur."
Bagaimanapun dia mengakui diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak dari terapi tidur.
"Ini hanya satu hari. Yang kita perlukan adalah jika bertahan bebeapa minggu, bulan, atau tahun," tambahnya.
Secara teori, saat orang-orang tidur lelap maka memori—khususnya yang berkaitan dengan emosi—diproses.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR