Survei Australia's 2dF Galaxy Redshift pada tahun 2002, menangkap spektrum tampak lebih dari 200.000 galaksi dari seluruh alam semesta yang dapat diamati. Survei itu merupakan survei galaksi terbesar yang pernah dilakukan pada saat itu.
Dengan menggabungkan spektrum semua galaksi itu, tim Baldry dan Glazebrook mampu menciptakan spektrum cahaya tampak yang secara akurat mewakili seluruh alam semesta, yang dikenal sebagai spektrum kosmis. "Spektrum kosmis mewakili jumlah semua energi di alam semesta yang dipancarkan pada panjang gelombang cahaya optik yang berbeda," kata Baldry.
Baca Juga: Pemandangan Indah di Planet Mars: Kawah Beku hingga Gunung Api Raksasa
Penelitian tersebut, kemudian memungkinkan mereka untuk menentukan warna rata-rata alam semesta. "Para peneliti menggunakan program komputer pencocokan warna untuk mengubah spektrum kosmis menjadi satu warna yang terlihat oleh manusia," jelas Baldry.
Hasilnya, warna rata-rata alam semesta adalah warna krem yang mendekati keputihan. Setelah jajak pendapat seluruh tim peneliti, warna baru itu akhirnya dinamai "cosmic latte" yang didasarkan pada kata Italia untuk susu.
Hasil penelitian mereka itu telah dipublikasikan di The Astrophysical Journal dengan judul "The 2dF Galaxy Redshift Survey: Constraints on Cosmic Star Formation History from the Cosmic Spectrum".
Source | : | Live Science,The Astrophysical Journal |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR