Populasi manusia dunia diperkirakan saat ini hampir mencapai 8 miliar jiwa. Ancaman kelaparan kian menghantui karena jumlah mulut yang harus diberi makan semakin banyak. Hal ini tentu akan menjadi permasalahan sulit di masa yang akan datang.
Banyak ahli yang mengklaim di masa datang, saat manusia tidak memiliki pilihan lain, maka akan mengonsumsi serangga. Hal ini seolah menegaskan temuan dari sekelompok mahasiswa Universitas McGill di Montreal yang berhasil memproduksi tepung kaya protein yang terbuat dari serangga. Penemuan ini diganjar dengan penghargaan Hult Prize.
Awal tahun ini Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) merilis sebuah laporan yang berjudul Serangga yang dapat dimakan: Prospek Masa Depan Bagi Pangan dan Makanan yang Aman. Diet dengan mengonsumsi serangga disebut entomophagy. Berikut tujuh daftar serangga yang mungkin ditemukan di piring makan Anda di masa datang:
Ulat Mopane
Umumnya ditemukan di selutuh bagian Afrika. Pemanenan ulat mopane merupakan industri yang mendatangkan keuntungan jutaan dolar di wilayah tersebut. Di mana perempuan dan anak-anak umumnya melakukan pekerjaan dengan mengumpulkan ulat gemuk dan serangga kecil.
Ulat direbus dalam air asin, kemudian dijemur, ulat dalam bentuk kering dapat bertahan hingga beberapa bulan tanpa pendinginan, menjadikan ulat mopane sumber nutrisi penting di masa paceklik. Kandungan gizi yang terdapat di dalamnya antara lain adalah zat besi, sumber potasium, natrium, kalsium, fosfor, magnesium, seng, mangan dan tembaga.
Belalang Chapulines
Chapulines adalah belalang dari genus Sphenarium, telah dimakan secara luas di seluruh Meksiko selatan. Biasanya disajikan dengan cara dipanggang dan dibumbui dengan bawang putih, air jeruk nipis dan garam, atau dengan guacamole atau bubuk cabai kering. Belalang ini dikenal sebagai sumber yang kaya protein, bahkan diklaim serangga yang memiliki protein lebih dari 70 persen.
Belatung Witchetty
Belatung Witchetty merupakan makanan pokok bagi suku Aborigin Australia. Ketika dimakan mentah, rasa ulat seperti almond. Ketika dimasak ringan di bara panas, kulit belatung berkembang dan teksturnya menjadi renyah, beraroma ayam panggang.
Bersambung ke tautan ini.
Penulis | : | |
Editor | : | Andri Donnal Putera |
KOMENTAR