Nationalgeographic.co.id—Ikan-ikan kecil bak sup di lautan terbuka. Sulit untuk mempelajarinya, karena panjangnya hanya beberapa milimeter dan semitransparan. Namun kemitraan antara ilmuwan dan penyelam scuba memberi kita perspektif tentang rahasia larva ikan.
Foto bawah air di malam hari mengungkap warna, struktur tubuh, dan perilaku yang tidak pernah terlihat pada spesimen yang diawetkan.
Para ilmuwan di Smithsonian Institution dan National Oceanic and Atmospheric Administration menjalin kolaborasi pada 2016 dengan penyelam blackwater untuk memotret larva ikan dan mengumpulkannya sebagai spesimen di penelitian Blackwater Diving: An Exciting Window Into the Planktonic Arena and Its Potential to Enhance the Quality of Larval Fish Collection.
Dengan lampu di tangan, penyelam Jeff Milisen dan Sarah Mayte mengambil 26 foto larva ikan dari dekat, kemudian dengan hati-hati menangkap dan mengirimkan 50 lainnya kepada para ilmuwan untuk dipelajari.
"Larva ikan yang tampak sangat menjemukan sebagai spesimen ternyata memiliki tanda berwarna cerah dan struktur yang fantastis," kata Ai Nonaka, ahli larva ikan Smithsonian’s National Museum of Natural History di laman Science News.
Spesialis seperti Nonaka memilah identitas larva ikan dengan melihat bentuk tubuh dan fitur yang amat kecil melalui mikroskop dan menganalisis DNA jaringan larvanya. Tidak seperti induknya yang berenang, larva ikan hanyut mengikuti arus.
"Ikan larva sangat sulit untuk diidentifikasi," kata Darve Johson, seorang ahli ichtyologist di Smithsonian.
Karena larva ikan lunak dan rapuh, mereka tidak dapat melakukan perjalanan dengan baik. Larva kehilangan sirip dan struktur halus lainnya yang membangkitkan perilaku mereka. Larva ikan pita (Zu cristatus) misalnya, memiliki sirip hias seperti spageti yang ditaburi bintik-bintik putih yang patah pada spesimen. Ia mengalir seperti tentakel tapi tidak bisa meniru gerakan seperti ubur-ubur, tulis penelitian itu.
Nonaka dan Johnson mengakui bahwa para ilmuwan belum memahami fungsi usus buntu yang terlihat pada beberapa larva ikan. Satu teori, mengungkapkan, bahwa jeroan yang terbuka dapat meningkatkan efisiensi pencernaan, sementara yang lain menunjukkan bahwa mereka dapat membingungkan pemangsa.
Saat pengawetan spesimen dengan etanol memang mengusir bakteri dan jamur tapi menghilangkan warna.
Seperti Bathymicrops sp yang polos dan pucat saat disiapkan sebagai spesimen dan berwarna coklat seperti ikan dewasa. Tapi sebetulnya larva itu tampak seperti mengenakan kostum badut dengan bintik-bintik putih dan oranye besar di tubuhnya yang berwarna biru. Dalam spesimen etanol, sirip dada terlihat lembut seperti hantu, sedangkan larva yang hidup memiliki sirip yang flamboyan, runcing dan berbintik. Fungsi perwarnaan belum diketahui, menurut Nonaka, tapi itu juga bisa jadi trik fusi berkedip.
Pada spesimen larva, para ilmuwan dapat mengamati beberapa struktur sebagai bukti perilaki. Tapi pengamatan bawah laut dapat menunjukkan apa yang sebenarnya mereka lakukan ketika masih hidup. Larva Ariosoma fasciatum memang berbeda dengan yang dewasa. Tapi sebuah foto menunjukkan bahwa ia berenang seperti ikan dewasa dengan tubuh panjangnya yang bergelombang ke samping. Meskipun lebih langsing sebagai larva, ia memiliki gerakan dewasa.
Baca Juga: Cacing Es Berkembang dan Tinggal di Gletser, Ilmuwan: Ini Paradoks
Pengamatan bawah laut juga dapat mengungkapkan asosiasi larva dengan hewan laut lainnya, termasuk hewan kecil lain yang juga mengendarai arus. Misalnya larva Brama orcini mungil yang tertangkap kamera sedang menunggangi ubur-ubur. Meskipun larva ikan terlihat berlindung di tentakel ubur-ubur, menumpang di atas ubur-ubur tampak seperti perubahan aneh pada perilakunya. Para peneliti tidak mau berspekulasi lebih lanjut.
Dengan mengetahui di mana larva ikan dari spesies tertentu hidup, para peneliti dapat memberikan saran yang lebih baik, bagaimana mengelola ekosistem laut tempat ikan bergantung untuk bertahan hidup.
Perencanaan konservasi juga membutuhkan pengetahuan tentang perilaki. Maka, memotret ikan larva dan membuat spesimen mereka tersedia untuk diidentifikasi amat berarti bagi peneliti. Supaya bisa menangani adaptasi dan perilaku ikan untuk bertahan hidup di alam liar.
Baca Juga: Spesies Ikan yang Amat Hitam Ditemukan, Bisa Serap 99,9 Persen Cahaya
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR