Kabut asap tebal melanda kota Harbin, Cina, menyebabkan sekolah dan jalan bebas hambatan tutup, Senin (21/10). Kepadatan partikel udara di kota di ibu kota Provinsi Heilongjiang tersebut sampai beberapa kali lebih tinggi daripada batas aman yang ditetapkan oleh WHO.
Tingkat PM2,5--yang biasanya digunakan untuk mengukur partikel yang lebih kecil dari 2,5 mikrometer di udara--berada di atas 500 mikrogram per meter kubik pada Senin pagi, seperti dilaporkan kantor berita resmi Xinhua.
Sementara petunjuk WHO menempatkan konsentrasi rata-rata harian sebaiknya tidak lebih dari 25 mikrogram per meter kubik. Tanpa parameter tersebut pun, situasi di Harbin dilaporkan amat buruk dengan jarak pandang menurun tajam sampai di bawah 50 meter di beberapa bagian kota.
Semua jalan bebas hambatan di provinsi ini sudah ditutup, demikian juga dengan bandara internasional Taiping di ibu kota provinsi.
Dibahas meluas
Media setempat mengkaitkan polusi ini dengan mulai digunakannya sistem penghangat oleh para warga, seiring dengan masuknya musim dingin. Sementara peringatan polusi pada tingkat merah sudah dikeluarkan juga di Provinsi Jilin dan Liaoning. Buruknya polusi ini menjadi pembahasan yang meluas di situs mikroblog Sina Weibo dengan berbagai keluhan dari warga.
Salah seorang warga Harbin menyebut di situs tersebut bahwa "hari ini merupakan hari kematian kota". Awal tahun ini, polusi udara di ibu kota Cina, Beijing, juga melebihi batas ambang aman.
Pekan lalu, pemerintah kota Beijing mengumumkan akan menerapkan pembatasan kendaraan pribadi di jalan untuk mengurangi polusi dengan sistem plat nomor ganjil dan genap.
Penulis | : | |
Editor | : | Oik Yusuf |
KOMENTAR