Nationalgeographic.co.id—Amerika Serikat khususnya negara Washington terus berupaya memberantas lebah raksasa Asia atau yang dijuluki dengan lebah pembunuh. Hewan ini dijuluki sebagai lebah terbesar di dunia lantaran memiliki panjang sekitar 5 sentimeter.
Dikutip Live Science, Departemen Pertanian Negara Bagian Washington (WSDA) memusnahkan sarang yang berisi 1.500 lebah, dengan berbagai pertumbuhan yang ada di dalamnya pada (25/08/21). Ahli entomologi menemukan sarang lebah tersebut di dasar pohon mati, di sebelah timur kota Blaine di pedesaan Whatcom County.
Departemen Pertanian Negara Bagian Washington (WSDA) telah menggunakan alat penyedot dan pemotong untuk menyedot spesies invasif dan membuang rumah lebah pembunuh tersebut.
Lebah dengan nama latin Vespa mandarinia ini terlihat di negara bagian Washington sejak tahun lalu. Pada Oktober 2020, WSDA menemukan sarang lebah raksasa Asia lainnya hanya sejauh 3,2 kilometer.
"Meskipun kami senang telah menemukan dan membasmi sarang ini di awal musim, deteksi ini mendeteksi pentingnya pelaporan publik," kata Sven, ahli entomologi WSDA.
"Kami berharap ada lebih banyak sarang di luar sana dan seperti ini, kami berharap dapat menemukan sebelum mereka dapat menghasilkan ratu baru," sambungnya.
Kini, mereka kembali menerima laporan tentang lebah raksasa Asia hidup yang hanya berjarak 0,25 mil (0,4 km) dari tempat sarang yang telah dihilangkan pada 2020 lalu. Tempat itu tepat di selatan perbatasan AS-Kanada.
Setelah menemukan sarangnya, staf WSDA bersiap untuk menghindari sengatan dan kemudian menyedot 113 lebah pekerja dari sarangnya. Tim juga menangkap 67 lebah pembunuh tambahan di area tersebut dengan menggunakan jaring secara diam-diam.
Baca Juga: Penemuan Unik, Lebah Berjenis Kelamin Setengah Betina Setengah Jantan
Lebih lanjut, para kru juga memindahkan kulit kayu dan kayu dari pohon alder yang membusuk, yang mengungkapkan mimpi buruk di dalamnya. Pasalnya terdapat sarang dengan 1.500 lebah yang sedang berkembang dan belum mencapai usia dewasa.
Terkait hal ini, WSDA akan terus memasang perangkap untuk lebah raksasa Asia hingga akhir musim di bulan November.
Sebagai informasi, lebah raksasa Asia dapat dengan mudah mencabik-cabik lebah madu menjadi dua. Laporan tahun 2020 juga menyebut bahwa lebah pembunuh ini umumnya menyerang lebah madu di akhir musim panas dan awal musim gugur.
Baca Juga: Angelina Jolie 'Godmother' Lebah Ikuti Melindungi Lebah Dunia
"Mereka dapat melakukan serangan massal pada sarang lebah madu, menghancurkan sarang dalam hitungan jam," menurut WSDA.
Dilansir Mashable, lebah raksasa Asia yang ditemukan di AS menghasilkan racun tujuh kali lebih banyak daripada lebah madu ketika menyengat. Mereka juga dapat menyengat korban berkali-kali.
Yang lebih mengejutkan lagi, sengatan lebah pembunuh ini bahkan bisa membunuh manusia. Di Jepang, lebah ini dikenal dengan sebutan Suzumebachi bisa menyebabkan sekitar 40 orang meninggal karena sengatannya setiap tahun. Hal ini diketahui dari sebuah studi tahun 2007 dalam jurnal Clinical Toxicology.
Baca Juga: Si Pemandu Madu, Kemampuan Satwa Liar Berkomunikasi dengan Manusia
Kematian ini sering dikaitkan dengan gagal ginjal, syok anafilaksis, serangan jantung, dan kegagalan organ multipel akibat sengatan lebah pembunuh yang berulang.
Seorang ilmuwan Jepang yang mendapatkan sensasi sengatan menggambarkan jika disengat lebah raksasa Asia seperti paku panas yang ditusukkan ke kakinya.
Di Amerika Serikat sendiri, lebah raksasa Asia mulai muncul ke publik pada tahun 2019. Mereka pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat di Whatcom County. Meskipun berasal dari Asia Timur dan Tenggara, mereka kemungkinan datang ke AS sebagai "penumpang gelap" melalui seorang musafir atau kontainer pengiriman.
Baca Juga: Lebah Terbesar Sedunia Temuan Wallace di Maluku, Terancam Punah
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR