Sebuah organisasi amal Rough Edges di Sydney, Australia, membuat program tur jalan kaki ke daerah-daerah yang dihuni gelandangan untuk memberi perspektif baru tentang kaum tidak beruntung itu.
Lebih dari 100 ribu orang di seluruh Australia menjadi gelandangan, dengan penyebab yang berbeda-beda. Banyak orang yang sulit memahami isu yang rumit ini atau berempati pada mereka yang hidup di jalan-jalan.
Rough Edges, yang berada di bawah Gereja Anglikan St John, membuat program yang diberi nama 'urban exposure program'. Selama tiga tahun terakhir, kelompok ini menyelenggarakan tur jalan kaki melalui jalan-jalan Kings Cross dan Darlinghurst.
Tur itu bertujuan memberi para pelajar dan anggota-anggota publik lainnya suatu pengalaman interaktif untuk menunjukkan kepada mereka bagaimana rasanya tidur di tempat terbuka di Sydney.
Rombongan dipimpin oleh gelandangan sendiri, yang berbagi cerita pribadi tentang bagaimana mereka sampai hidup di jalan, sehingga orang lain dapat melihat realita kehidupan mereka.
Gemma Hayes adalah seorang koordinator pendidikan pada Rough Edges dan sudah aktif dalam komunitas itu selama 10 tahun. Ia mengatakan, tur itu memberi suatu pengertian, yang dapat merobohkan tembok pembatas dan mengatasi prasangka. Rough Edges menyelenggarakan rata-rata 40 tur per tahun dengan delapan pembicara dalam program itu.
Rough Edges berharap, orang akan memperoleh pengertian yang lebih baik tentang berbagai issue yang dihadapi oleh orang-orang gelandangan dengan berjalan bersama mereka.
Katherine Butterworth, seorang koordinator pendidikan Rough Edges, mengatakan, tur itu dapat menimbulkan dampak yang dalam pada para peserta.
Dave, gelandangan yang membantu memimpin tur Urban Walking, menyatakan harapan, anak-anak muda akan mempunyai perspektif baru dengan mendengar kisah-kisah seperti dirinya.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR