Seekor individu kucing yang sangat langka tertangkap kamera di hutan Kalimantan. Kucing merah, atau juga sering disebut kucing Kalimantan, atau kalimantan kucing marmer (Pardofrelis badia) adalah kucing liar endemik di pulau Kalimantan yang sangat jarang terlihat di tempat terbuka. Sayangnya, video-video kucing-kucing liar ini terekam di hutan yang sudah sangat rusak dan beralih fungsi menjadi perkebunan dan konsesi penebangan.
Ukuran kucing dewasa spesies ini adalah sekitar 50 hingga 60 centimeter dengan ekor sepanjang 30 hingga 40 centimeter dan berat sekitar 3,5 kilogram. Diperkirakan jumlahnya kurang dari 2500 ekor yang tersisa di alam liar.
Dokumentasi kucing merah Kalimantan ini masih sangat terbatas sampai saat ini, setelah berhasil difoto untuk pertamakalinya pada tahun 2003 silam, itupun hanya menghasilkan satu foto yang cukup baik dari kucing merah ini. Pada tahun 2009, sejumlah pakar untuk pertamakalinya berhasil merekam kucing ini dalam format video.
Kini sejumlah foto satwa ini berhasil dikumpulkan kembali bersama dengan empat spesies kucing liar lainnya, yaitu Sunda clouded leopard atau sering disebut macan dahan (Neofelis diardi), leopard cat (Prionailurus bengalensis), flat-headed cat (Prionailurus planiceps) dan kucing marmer (Pardofelis marmorata).
“Kami menemukan bahwa dengan menempatkan kamera jebakan secara random di berbagai tempat sangat berpengaruh dalam proses perekaman spesies ini,” ungkap Dr Oliver Wearn dari Zoological Society of London dan Imperial College London, yang menjadi penulis utama dalam jurnal laporan penemuan kucing liar ini yang dimuat dalam jurnal ilmiah PLoS ONE.
Kelima spesies kucing liar di Kalimantan tersebut adalah komponen penting dalam ekosistem hutan dan juga bernilai penting seiring dengan populasi yang semakin berkurang. Dari lima spesies kucing liar ini, empat diantaranya berstatus terancam menurut Daftar Merah IUCN yang berisi daftar satwa-satwa yang terancam punah di seluruh dunia.
Hingga saat ini, masih sedikit informasi yang berhasil dikumpulkan tentang kucing merah Kalimantan ini, namun diperkirakan satwa ini sudah diambang kepunahan. Kucing merah endemik Kalimantan ini diperkirakan hidup di berbagai jenis habitat. Mulai dari hutan rawa, dataran rendah sampai kawasan perbukitan dengan ketinggan 500 meter di atas permukaan laut.
Pada pertengahan 1990-an, penampakan yang paling dapat diandalkan telah dilaporkan dari Sungai Kapuas Hulu di Kalimantan Barat dan di Taman Nasional Gunung Palung. Salah satu penampakan yang belum dikonfirmasi terjadi pada ketinggian 1800 meter di Gunung Kinabalu (Meijaard, E. (1997) The Bay Cat in Borneo, Cat News 27: 21-23).
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR