Pemerintah Mesir menyatakan berhasil mendapatkan kembali 90 artefak kuno yang dilelang oleh sebuah rumah lelang di Yerusalem, dan telah meminta agar Israel mencari benda kuno lain untuk dikembalikan ke Kairo.
Kementerian Urusan Benda Kuno menyatakan telah meminta agar aparat di Israel turun tangan, setelah "menyaksikan dalam beberapa pekan terakhir munculnya 110 artefak kuno Mesir di rumah lelang di Yerusalem."
Menurut laporan dari kantor berita AFP, Kementerian Mesir menuding rumah lelang ini tak mampu menunjukkan dokumen resmi tentang siapa pemilik sah benda-benda ini. Kemudian aparat setempat melarang lelang dan memerintahkan agar 90 dari 110 artefak ini dikembalikan ke Kairo.
Menurut pernyataan Kementerian tersebut, mereka akan minta aparat Israel menyelidiki dan mencari benda seni kuno yang sudah terlanjur dijual agar bisa dipulangkan ke Mesir.
Seorang pejabat Kementerian, Ali Ahmed, mengatakan, sejumlah barang kuno bersejarah asal Mesir dilaporkan beberapa kali muncul dalam acara lelang di Israel, dan pihaknya telah mengambil langkah-langkah hukum untuk mendapatkan kembali barang-barang yang dituding sebagai hasil curian itu. Pada Oktober lalu Kementerian menyatakan telah mendapat jaminan dari situs lelang internet "eBay" bahwa situs itu tak akan menjual artefak yang dibawa secara ilegal keluar dari negeri piramid itu.
Benda bersejarah banyak dijarah dan hilang saat Mesir mengalami pergolakan pada 2011 yang berakhir membuat kepala negara saat itu, Hosni Mubarak, tersingkir dari jabatannya.
Banyak museum dirusak dan dicuri isinya, termasuk museum benda kuno Mesir yang terletak dekat Lapangan Tahrir di Kairo, yang merupakan titik pusat aksi demonstrasi. Museum lain juga diserang dalam kerusuhan lanjutan setelah militer melengserkan presiden terpilih Mohammed Morsi, pada 3 Juli lalu. Sebagian besar benda bersejarah yang sampai kini belum kembali.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR