Bepergian via udara memiliki daya tarik. Salah satunya, instalasi internet nirkabel. Beberapa maskapai penerbangan menyajikan layanan ini secara gratis. Tetapi, belakangan mereka menerapkan tarif hingga ratusan ribu rupiah untuk penerbangan domestik. Dan, maskapai-maskapai penerbangan lainnya akan melakukan hal yang sama. Permintaan dan kebutuhan saat ini adalah kecepatan.
Porter Gale, wakil direktur pemasaran Virgin America memperkirakan layanan ini digunakan oleh 20 sampai 30 persen penumpang, yang tak menginginkan terjadinya penundaan dan penumpukan e-mail yang menyumbat inbox mereka selama penerbangan.
Layanan internet nirkabel yang memudahkan penumpang mencari data merupakan nilai tambah lainnya, ujar wartawan Nancy Trent. Ia mengaku pernah mencari informasi di Google mengenai orang yang duduk di sebelahnya, untuk memastikan bahwa ia adalah benar bintang musik rock—Chris Martin dari Coldplay—sebelum meminta tanda tangan untuk putranya yang berusia 14 tahun.
Namun, layanan internet nirkabel juga dapat disalahgunakan jika jatuh ke tangan yang salah, demikian Association of Flight Attendants (AFA) berargumen. “Hal ini memungkinkan orang yang ingin merusak keamanan dan keselamatan pesawat untuk saling berkomunikasi secara diam-diam,” kata juru bicara AFA Corey Caldwell. Awak pesawat dilatih untuk membaca isyarat-isyarat nonverbal di antara para penumpang, tetapi AFA menyatakan bahwa fitur-fitur seperti pesan instan atau sms menjadi hal baru yang perlu diwaspadai.
Yang kemungkinan jadi masalah: jika perjalanan seseorang dijadikan alasan untuk mengaktifkan alat komunikasi.
Penulis | : | |
Editor | : | Oik Yusuf |
KOMENTAR