Kata-kata kehilangan daya ungkap, saat duduk di atas batu di lereng dengan ketinggian 20 meter dari muka laut.
Terasa ada tarikan magnet dari segenap penjuru, membuat tubuh larut bersama partikel-partikel di alam semesta. Rasanya semua hilang hanya detak jantung yang tertinggal...
Bentangan laut seperti permadani biru sebening berlian, menyentuh batas cakrawala. Angin membingkai ruang-waktu yang terasa tidak linier. Membuat yang lalu, sekarang, dan yang akan datang, lebur menjadi satu.
Teluk Finisterre atau Faro Cabo Fisterra, di tepi Samudra Atlantik, dikatakan sebagai ujung akhir Bumi. Finisterre berasal dari kata Latin, Finis Terrae. Ketika Bumi masih dianggap dataran Teluk Finisterre inilah yang diyakini akhir dari bumi yang diketahui.
Banyak perjalanan berakhir di teluk itu, di mana matahari menghilang di kaki langit Atlantik. Begitu terkesimanya, Jenderal Romawi Decimus Junius Brutus, penguasa Galicia pada masa itu, percaya bahwa di situ, mentari mati di ambang malam.
Punggung Mercu Suar Fisterra, di puncak Monte Facho, adalah tubir laut hitam—atau Mare Tenebrosum, nama Samudra Atlantik abad pertengahan. Konon Monte Facho adalah tempat keramat pada masa prasejarah Celtic, suku asli Galicia, Spanyol. Sekitar dua puluh menit untuk mencapai mercu suar dengan jalan menanjak. Setiba di atas, pandangan menyapu pucuk mercu suar setinggi 238 meter dari permukaan laut yang dibangun pada tahun 1823 itu.
Jalan setapak menurun yang dibingkai tebing curam, mengantar ke bibir pantai, yang sebenarnya zona di mana laut bercumbu dengan kerang-kerang raksasa. Praiaiber do Mar de Fora dan pemandangan yang mengelilinginya merupakan salah satu pantai spektakuler di ujung paling barat Semenanjung Iberia.
Kaya sejarah
Wilayah sekitar Fisterra yang kaya akan sejarah, dipercaya memiliki daya magisnya. Menurut legenda, di sanalah masyarakat dari peradaban kuno semitik Phoenicia, membuat altar Ara Solis untuk menyembah matahari. Teluk Finisterre juga menyimpan sejarah banyak pertempuran dan tragedi di laut.
Sampai saat ini beberapa peziarah yang melakukan Camino Santiago akan melanjutkannya ke Camino Finisterre, sekitar 87 kilometer dari Santiago de Compostela. Muxia, 29 kilometer ke ujung utara Finisterre, merupakan tujuan akhir peziarah Camino Finisterre.
Muxia merupakan tempat ibadah penting kepercayaan Pagan. Namun sekarang ini tradisi Celtic dan Kristiani hidup bersama di Muxia.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR