Nationalgeographic.co.id—Saat bergabung dengan Amerika Serikat dan Inggris untuk melawan Nazi, Uni Soviet melancarkan upaya besar-besaran untuk mengumpulkan intelijen tentang program rahasia bom atom Anglo-Amerika yang akan menjadi Proyek Manhattan.
Soviet merekrut mata-mata Amerika dan Inggris yang berhaluan komunis, termasuk beberapa ilmuwan di laboratorium Los Alamos.
John Cairncross
Baca Juga: Mata-mata Cilik di Balik Gemilang Serangan Umum 1 Maret 1949
Pekerjaan Cairncross ialah sebagai sekretaris pribadi Sir Maurice Hankey, seorang pejabat tinggi Inggris yang terlibat dengan Tube Alloys, program atom rahasia Inggris selama Perang Dunia II. Tugasnya ialah memberi Moskow daftar ilmuwan atom Amerika dan ia mungkin telah membocorkan informasi laporan evaluasi prospek Inggris untuk membangun bom uranium pada 1941.
Setelah ia diinterograsi oleh M15 pada 1960-an dan mengaku jadi mata-mata Soviet. ia memberi informasi dengan imbalan kekebalan dari tuntutan. Pada 1990 Cairncross diidentifikasi sebagai "orang kelima" dalam kelompok mata-mata yang terkenal (termasuk Kim Philby, Guy Burgess, Donald Maclean dan Anthony Blunt) yang bertemu di Universitas Cambride pada 1930-an. Cairncross pun meninggal pada 8 Oktober 1995 di Herefordshire, Inggris.
Melita Norwood
Baca Juga: Harriet Tubman, Budak yang Jadi Agen Rahasia Demi Sebuah Kebebasan
Melita Norwood ialah mata-mata Uni Soviet terlama di Inggris. Ia bekerja sebagai sekretaris direktur proyek Tube Alloys kala itu. Saat menjalani kehidupan ia tampak normal di pinggiran kota London sambil memberi informasi kepada agen Soviet selama Perang Dunia II hingga tahun 1970-an.
Tidak jelas berapa banyak spionase untuk program atom Soviet yang dilakukan Norwood, tapi secara resmi ia dihormati atas pekerjaanya saat mengunjungi Moskow pada 1979. Norwood akhirnya terungkap sebagai mata-mata pada 1990-an.
"Dengan gembira ia mengakui apa yang telah dilakukan, dan mengatakan bahwa ia akan melakukannya lagi," tutur Harvey Klehr, profesor emeritus politik dan sejarah di Universitas Emory kepada History.
Klaus Fuchs
Baca Juga: Spionase, Peta Rahasia, dan Pencarian Kekuasaan di Eropa Abad Ke-16
Seorang fisikawan kelahiran Jerman bernama Fuchs melarikan diri ke Inggris di tengah kebangkitan Nazisme pada 1933 dan menjadi warga negara Inggris pada 1942. Kala itu, ia menawarkan diri untuk menjadi mata-mata Uni Soviet.
Fuchs bergabung dengan sekelompok ilmuwan Inggris ke Los Alamos untuk bekerja di Proyek Manhattan pada 1943. Ia pun memberikan informasi penting tentang desain senjata atom kepada Soviet, supaya mereka mempercepat program nuklir mereka.
Setelah Fuchs terungkap atas perlakuan spionase, ia pun akhirnya mengaku pada awal 1950. Kesaksiannya membuka mata-mata lain bernama Harry Gold, sebagai kurir penting mata-mata Los Alamos.
David Greenglass
Baca Juga: Soekarno dan Sumbangsih Wanita Kupu-Kupu Malam dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Harry Gold yang kemudian menjadi David Greenglass ialah seorang masinis Angkatan Darat AS yang telah bekerja di fasilitas nuklir rahasia di Oak Ridge, Tennessee sebelum ditugaskan ke Los Alamospada 1944.
Ia direkrut jadi mata-mata Soviet oleh saudara iparnya, Julius Rosenberg. Tugas Greenglass memberikan informasi kepada Soviet pada pertengahan 1945 mengenai sketsa gan menjelaskan tipe bom ledakan.
Pada pengakuannya tahun 1950, ternyata aksinya juga melibatkan saudara perempuan Julis, Ethel Rosenberg, yang telah mengetik catatan untuk dikirim ke Soviet.
Kerja sama membuatnya mendapatkan hukuman yang lebih ringan dan kekebalan untuk istrinya disetujui. Berdasarkan kesaksian Greenglass, Rosenberg bersaudara dieksekusi pada Juni 1953.
Source | : | History |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR