Bak aksi agen-agen rahasia dalan film Hollywood, dinas intelijen AS—National Security Agency (NSA)—memata-matai hampir lima miliar ponsel di seluruh dunia setiap harinya.
Hal tersebut terungkapkan oleh serangkaian dokumen dan wawancara dengan personel intelijen AS yang dituangkan dalam laporan The Washington Post.
Dengan menyadap miliaran ponsel itu, NSA bisa mengetahui segala yang diinginkannya. NSA mampu memetakan pergerakan tiap-tiap pengguna dan mencari tahu hubungan apa yang ada di antara para individu.
Dengan memantau wilayah-wilayah cakupan menara base transceiver station (BTS) yang terkoneksi dengan sinyal telepon, NSA bisa menelusuri lokasi sebuah ponsel, bahkan ketika fitur GPS sedang dimatikan dan pengguna tidak sedang menelepon atau berkirim pesan singkat.
Teknik matematika canggih kemudian mengungkap hubungan antar pengguna ponsel dengan mengkorelasikan pola pergerakan dari waktu ke waktu dan jutaan orang lain yang bersinggungan jalan dengan mereka.
Data dari hasil penyadapan ini kemudian disimpan dalam database raksasa berisi informasi lokasi dari "ratusan juta perangkat", berdasarkan keterangan dari personel terkait dan dokumen yang dibocorkan mantan kontraktor NSA, Edward Snowden.
Disebutkan bahwa NSA tidak secara spesifik menarget ponsel milik warga negara AS sendiri, tapi informasi lokasi perangkat-perangkat tersebut tetap turut terlacak secara "tidak sengaja".
Seorang manajer senior yang namanya dirahasiakan menungkapkan bahwa NSA memperoleh data lokasi berjumlah sangat besar dengan menyadap jaringan kabel seluler yang tersebar di seluruh dunia.
Sebelumnya, NSA pernah dilaporkan menyadap telepon 60 juta warga Spanyol dan 35 pemimpin negara di seluruh dunia, termasuk Presiden Republik Indonesia.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR