Ada kabar mengejutkan datang dari seorang copywriter muda yang meninggal dunia setelah bekerja tiga hari tanpa tidur. (Lihat: Lembur 30 Jam Picu Kematian Seorang "Copywriter" Muda)
Kalau diperhatikan, rasanya peristiwa ini jarang terjadi di Indonesia. Namun tidak demikian di Jepang. Di negara itu dikenal istilah karoshi.
Secara harfiah, karoshi diterjemahkan sebagai: kematian akibat kerja yang berlebihan. Bagaimana seseorang bisa meninggal akibat kerja yang berlebihan di Jepang? Karoshi adalah fenomena terkenal di Jepang. Korban sering bekerja selama 14 jam sehari, selama seminggu penuh.
Beberapa korban karoshi bekerja selama 80 hari berturut-turut dan lebih dari 100 jam selama berbulan-bulan pada suatu waktu.
Pola kerja seperti ini mengakar karena adanya budaya yang menjunjung tinggi kerja keras, dan pengorbanan diri. Selain itu, ledakan ekonomi pada tahun 1980-an mendorong pekerja untuk semakin produktif.
Sebuah survei pada tahun 2004 oleh International Labour Organization menemukan bahwa lebih dari enam juta orang Jepang bekerja rata-rata lebih dari 60 jam per minggu.
Karoshi pertama kali terjadi pada tahun 1969. Waktu itu, seorang pria berusia 29 tahun, sudah menikah, bekerja di departemen pengiriman surat kabar terbesar di Jepang. Dia meninggal karena mendadak terserang stroke di kantornya. The Workers Compensation Bureau of Japan’s Ministry of Labor menganggap bahwa kerja berlebihan adalah penyebab kematian pria tersebut.
Dalam tahun-tahun berikutnya, karoshi menjadi fenomena yang semakin dikenal di Jepang, terutama di kalangan pekerja kerah putih atau yang dikenal "salary men". Penyebab dari karoshi biasanya serangan jantung dan stroke.
Ada fenomena lain yang terkait dengan kematian yang disebabkan oleh pekerjaan yaitu karo jisatsu. Berbeda dengan karoshi, karo jisatsu adalah kematian lantaran bunuh diri sebab seseorang terlalu banyak bekerja.
Tetsunojo Uehat, seorang ahli medis mendefinisikan karoshi sebagai kondisi dimana seseorang menjalani proses kerja yang tidak sehat secara psikologis dan dilanjutkan dengan cara mengganggu ritme kehidupan normal. Kemudian lelah pada tubuh menumpuk disertai memburuknya tekanan darah dan pengerasan pembuluh darah, akhirnya terjadi kerusakan fatal pada tubuh.
Bila diungkapkan lebih khusus, karoshi adalah bekerja tanpa henti, tidak ada keseimbangan dalam hidup. Dan seseorang menderita dalam diam karena harus bekerja, tidak bisa mengekspresikan ketidakpuasan terhadap beban kerjanya yang berlebihan.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR