Cina berencana untuk memperkuat kehadirannya di Antartika, benua es kutub selatan. Menurut China Daily, harian resmi pemerintah, kini para pekerja sudah mulai membangun pusat penelitian keempat di sana. Pusat penelitian kelima sendiri saat ini sedang dalam tahap perencanaan.
Konstruksi bangunan utama di Taishan, pusat penelitian keempat Cina, akan rampung tahun depan. Setelah selesai, pada musim panas yang akan datang ia dimanfaatkan untuk melakukan riset terkait geologi, gletser, geomagnetik dan atmosfer.
Dalam laporannya, China Daily juga menyertakan foto-foto kapal pemecah es milik Cina sedang menuju ke benua beku tersebut dengan membawa 256 orang awak. Ekspedisi tersebut juga sekaligus akan melakukan inspeksi untuk lokasi pusat penelitian berikutnya.
Laporan pembangunan ini muncul satu bulan setelah Rusia dan Cina menolak proposal untuk menghadirkan dua buah pusat penangkaran samudera skala besar di Antartika untuk melindungi kehidupan liar di sana.
Para pemerhati lingkungan sendiri kecewa dengan sikap keras kepala sejumlah negara yang menolak rencana tersebut. Padahal, pusat penangkaran itu akan menjadi rumah bagi 16 ribu spesies termasuk paus, penguin, dan anjing laut.
Dalam program eksplorasi Antartika, Cina relatif merupakan pendatang baru. Mereka baru mengirimkan tim eksplorasi ke sana pada tahun 1984 dan membangun pusat penelitian satu tahun kemudian.
Saat ini, sekitar 30 negara telah mengoperasikan stasiun penelitian permanen di Antartika, termasuk Amerika Serikat, Cina, Rusia, Australia, Inggris, Prancis, dan Argentina.
Sebagai negara yang paling dekat dengan Antartika, Argentina memiliki fasilitas terbanyak di sana, dengan 13 pusat penelitian. Menurut data Council of Managers of National Antarctic Programs (COMNAP) tahun 2012, Amerika Serikat memiliki 6 stasiun penelitian. Adapun Rusia punya 12 stasiun dan Jepang punya 5 buah stasiun penelitian.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR