The Capitol Dome, sebuah struktur ikonik yang menjadi salah satu lambang demokrasi dunia dan kebebasan Amerika Serikat, rencananya akan menghabiskan dana sebesar US$60 juta (atau sekitar Rp72,9 miliar) dalam proses restorasi.
Kubah yang dibangun 150 tahun silam tersebut dilaporkan memiliki 1.000 lebih retakan dan berbagai kerusakan lain. Restorasi ini merupakan restorasi besar pertama yang pernah dilakukan pada Kantor Kongres Amerika Serikat di Washington D.C. dalam 50 tahun terakhir.
The Architect of the Capitol (AOC) menyatakan, mereka akan segera memulai proyek di bulan November. Bagian dari restorasi adalah akan memperbaiki kekurangan-kekurangan, memulihkan kubah ke aslinya, menginspirasi kemegahan serta memastikan hal itu dapat dengan aman melayani generasi pengunjung dan karyawan sebagai atap Capitol.
Selama proses restorasi, dunia akan menyaksikan kubah tersebut terselubung scaffolding dan terpal. Namun, seperti dilansir NY Daily News, kubah tersebut masih dapat sedikit terlihat dan tetap diberikan pencahayaan pada waktu malam.
Arsitek Capitol, Stephen T. Ayers, arsitek Capitol kesebelas, mengatakan bahwa air yang masuk lewat retakan pada kubah menyebabkan rangka besi berkarat dan terus berkarat. "Dari kejauhan, Dome terlihat sangat megah. Tapi melihat lebih dekat, di bawah cat, usia dan cuaca telah berakibat buruk bagi kondisinya dan aoc perlu melakukan perbaikan untuk mempertahankan kubah," ujar Ayers.
Perbaikan gedung ini lebih banyak akan dikerjalan pada waktu malam dan pada akhir pekan. Prosesnya pun lebih banyak dilakukan untuk memperbaiki bagian dalam, "luka-luka" gedung yang tidak tampak dari luar.
Sementara itu, bentuk eksternal bangunan ini tetap dipertahankan. Berbagai informasi lebih mendalam mengenai restorasi ini dapat dibaca dalam situs resmi pemerintah AS.
Menurut situs tersebut pula, jika perbaikan tidak dilakukan, maka berbagai karya seni yang ada di Capitol Rotunda, tepat di bawah kubah, termasuk Apotheosis of Washington dan Frieze of American History terancam rusak akibat kebocoran air. Padahal, pemerintah ingin agar kekayaan Amerika Serikat ini bertahan hingga generasi mendatang.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR