“Ini nisannya Pieter Janse van Hoorn,” ujar Lilie Suratminto kepada kami sembari menunjuk batu nisan berhias ukiran aneka lambang heraldik. Bertumpu pada prasasti di nisan tadi dia berujar, “Bersamanya dimakamkan istri dan kedua anaknya, juga Tack yang tewas di Kartasura.”
Lilie, lelaki ramah dengan kumis rapinya, merupakan pengajar bahasa dan budaya Belanda di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Dia pernah melakukan penelitian untuk disertasinya tentang komunitas Kristen di Batavia masa VOC yang dilihat dari batu nisannya.
Pada suatu pagi nan cerah, Lilie bersama kami mengunjungi Museum Taman Prasasti di Jakarta Pusat. Museum terbuka ini bekas sehamparan tanah permakaman Kristen yang mulai digunakan sejak 1795 hingga 1976. Dahulu dikenal sebagai Kebonjahe Kober.
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Silvita Agmasari |
KOMENTAR