Sahabat, apakah tidak memiliki agenda pada hari ini, Sabtu (25/1) dan esok, Minggu (26/1)? Apabila ada waktu luang, mengapa tidak singgah ke acara National Geographic Indonesia dalam merayakan hari jadi National Geographic Society ke-125. Adapun tema yang diusung adalah Era Baru Penjelajahan.
Sejak kemarin, kita dapat mengikuti beragam kegiatan, mulai dari pameran foto, diskusi foto, dan berbagi kisah penjelajahan bersama sahabat National Geographic Indonesia di Kuningan City, Jakarta.
Hari ini, Sabtu (25/1), kita dapat mengikuti kisah perjalanan Sriwijaya bersama editor foto Reynold Sumayku yang dimulai pada pukul 15.00 - 17.00 WIB. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi foto bersama fotografer senior harian Kompas, Arbain Rambey pada pukul 18.00 hingga 20.00 WIB. Arbain akan mengisahkan dan memberikan tips bagaimana membuat foto-foto yang ciamik tentang Wajah Mass Market Indonesia.
Pada Minggu (26/1), kita dapat mengikuti kisah penjelajahan bersama Nicholas Saputra dan Cahyo Alkantana mulai pukul 12.00 hingga selesai. Pada bagian pertama, Nico, akan mengisahkan bagaimana pengalamannya menjelajahi Indonesia dan juga brand ambassador dari Loreal Men Expert yang mendampingi para peserta Men Expert BlackTrail (kegiatan penjelajahan National Geographic Indonesia dan Loreal Men Expert) sejak tahun 2012.
Aktor Indonesia berdarah Jawa-Jerman yang memulai debut aktingnya melalui peran di Ada Apa Dengan Cinta (2002) itu menyukai perjalanan ke tempat-tempat yang jarang dikunjungi wisatawan. Di dalam program BlackTrail pun, ia membagikan ilmu penjelajahannya kepada para peserta dan sekaligus menularkan semangat penjelajahan yang bertanggung jawab terhadap komunitas dan lingkungan sekitarnya.
Setelah Nico, Cahyo Alkantana akan berkisah tentang penjelajahan. Sepanjang 2012, Cahyo turut mendampingi peserta BlackTrail melalui program Teroka yang disiarkan secara reguler di Kompas TV.
Dari sosoknya, orang langsung melihat jiwa petualang mengalir di dalam darah Cahyo. Lima tahun dilakoni sebagai Ketua Mapala sewaktu Cahyo berkuliah di Jurusan Arsitektur-Fakultas Teknik, Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Setelah wisuda, ia membuat usaha kontraktor kecil-kecilan. Sampai kemudian mendapat tawaran ikut dalam sebuah ekspedisi. Ia dapat kesempatan menjadi pendamping tim peneliti bernama Operation Wallacea dari Inggris yang melakukan penelitian di Kepulauan Wakatobi.
Semenjak pengalaman membantu penelitian di Wakatobi itu, Cahyo yakin film dokumenter laut bisa menjadi sandaran hidup. Apalagi, ia juga paham bahwa film-film dokumenter juga punya pasar di luar negeri yang sangat besar.
Terbukti, gambar-gambar cantik karyanya kini dihargai mahal. Juga ada yang pernah tayang di stasiun televisi global. Sebut saja jaringan National Geographic Channel, BBC, dan Animal Planet.
Melalui hobi menyelam dan membuat film dokumenter tentang kehidupan alam, Cahyo sukses mendulang rupiah.
Memang pria kelahiran 8 Juli 1966 ini layak mendapatkan apresiasi. Ia terbilang sukses menggabungkan pengalaman sebagai pengelana alam dengan ilmu di tingkat doktoral di bidang kelautan.
Cahyo sengaja meneruskan pendidikan khusus belajar ilmu kelautan karena terinspirasi para pembuat dokumenter yang ditemuinya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR