Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengungkapkan, ia tak bisa menghadiri Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, yang berlangsung 22-25 Januari 2014. Jokowi batal ke Davos dengan alasan tidak mungkin meninggalkan Jakarta yang dilanda banjir.
"Banjir-banjir begini masa ke Davos? Kemarin memang banyak yang sampaikan ke saya kalau pertemuan itu penting tapi mau bagaimana pun tetap harus mementingkan yang di Jakarta," tutur Jokowi di Balaikota, Selasa (28/1).
Baca juga:
Jakarta Siaga Banjir
Jakarta Kota Rawan Banjir Kesebelas di Dunia
Lebih lanjut Jokowi mengatakan sebenarnya dia sudah melakukan persiapan untuk berangkat menghadiri pertemuan bergengsi tersebut. "Kemarin sebenernya sudah siapin materi-materinya, tapi di sini banjir, masak ditinggal?" katanya.
Jokowi sedianya menjadi pembicara di WEF dalam sesi "Young Global Leaders" pada 22 Januari, dalam pertemuan yang dihadiri para CEO dan pemimpin politik berpengaruh di dunia itu.
Ketidakhadiran Jokowi ke Davos menuai kritik, termasuk dari Duta Besar RI di Swiss Djoko Susilo yang mengatakan sebagai seorang yang digadang-gadang sebagai calon presiden, Jokowi mestinya mempertimbangkan untuk muncul pada forum-forum bergengsi internasional.
Namun, Januari 2014 ini mungkin menjadi bulan yang paling melelahkan bagi Jokowi. Bagaimana tidak, musim hujan menyebabkan banjir di sejumlah wilayah ibukota. Jokowi pun harus bekerja lebih keras. Jika Jokowi pada hari-hari biasa hanya blusukan ke satu atau dua lokasi, maka kali ini ia bisa mengunjungi empat atau bahkan lima lokasi dalam satu hari. Sebab itu, Jokowi membatalkan rencana ke Davos.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), musim hujan di Jakarta kali ini mengakibatkan 34 kecamatan, 100 kelurahan, 444 RW, 1.227 RT, dengan 38.672 kepala keluarga atau 134.662 jiwa, menjadi korban banjir. Dari jumlah tersebut, 62.819 jiwa terpaksa mengungsi di 253 titik. Adapun korban banjir yang meninggal dunia berjumlah 23 orang.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR