Lebih dalam mengenai Doggerland, melansir dari National Geographic sekitar 12 ribu tahun lalu ketika Zaman Es hampir berakhir area yang kini dikenal sebagai Laut Utara merupakan serangkaian perbukitan yang landau, tanah rawa, lembah, dan laguna berawa. Area tersebut dihuni oleh orang-orang purba.
Para ahli mengatakan Doggerlanders – sebutan orang-orang yang menetap di Doggerland – adalah pemburu yang bermigrasi, memancing, serta mengumpulkan makanan seperti hazelnut dan beri.
Seiring berjalannya waktu, Doggerland mulai tenggelam karena gletser dan lapisan es yang mencair. Sekitar 6.000 tahun lalu, orang-orang yang mendiami area itu terpaksa pindah ke dataran yang lebih tinggi. Wilayah inilah yang sekarang dikenal sebagai Inggris dan Belanda.
Bukti dari keberadaan Doggerlanders yang nomaden dapat ditemukan di dasar laut, ketika nelayan modern kerap menemukan tulang belulang dan perkakas kuno yang diperkirakan berusia 9.000 tahun. Artefak ini menarik perhatian arkeolog dan ahli paleontology dari Inggris dan Belanda untuk mencari tahu sejarah yang ikut tenggelam bersama Doggerland.
Hasil studi mengenai Doggerland menujukkan perubahan iklim yang dialami oleh orang-orang pada zaman itu. Ahli klimatologi mengatakan fenomena yang sama bisa saja dialami oleh miliaran orang yang tinggal 60 kilometer dari pesisir saat ini, jika es di kutub terus mencair.
Source | : | National Geographic,Arkeonews,National Museum of Antiquities |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR