Mobil bertenaga surya seberat 300 kilogram meluncur 100 kilometer per jam melewati jalan-jalan di luar kota Johannesburg, Afrika Selatan. Mobil ini mengonsumsi tenaga listrik lebih sedikit dibandingkan sebuah alat listrik dapur.
Pembuat mobil yang masih muda mengendarainya dalam acara Solar Challenge, sebuah kompetisi balapan mobil nasional Afrika Selatan menggunakan energi alternatif.
Kegan Smith adalah mantan manajer proyek, dan pengajar di University of Johannesburg. Ia mengatakan universitas ingin mahasiswanya mempelajari "green energy" atau "energi terbarukan" serta mempraktikkannya dalam bentuk barang yang nyata.
"Yang kita lakukan sekarang adalah mempergunakan bahan bakar fosil, dan jika kita terus lakukan ini, maka tidak akan ada masa depan. Sedangkan jika kita pergunakan energi alternatif, mobil merupakan sebuah aplikasi," ujarnya.
"Namun yang menggembirakan dalam pembuatan mobil ini adalah perubahan pola berpikir. Jika Anda bisa mengubah pola berpikir mahasiswa mulai dari sekarang, maka bisa mengubah pola berpikir masyarakat awam pada umumnya. Bagaimana Anda menggunakan cahaya? Bagaimana Anda menggunakan listrik?"
Ketika ia seorang mahasiswa pada 2010, Smith adalah anggota kelompok dalam pembuatan mobil bertenaga alternatif hibrid. Sejak itu, mahasiswa sudah membuat lebih banyak mobil, menggunakan tenaga hidrogen dan surya.
Warren Larter juga bekas mahasiswa dan ia adalah manajer proyek di universitas untuk mobil bertenaga surya. Ia mengatakan tidak mengharapkan mobil-mobil bertenaga surya ini menjadi lebih populer dibandingkan mobil bertenaga minyak atau gas.
Namun Larter mengatakan mobil merupakan perangkat eksperimen penting untuk mengembangkan teknologi energi terbarukan ini.
Warren Larter dan tim mahasiswanya sedang membuat mobil ketiga untuk diikutsertakan dalam Solar Challenge berikutnya, Agustus 2014. Mereka ingin memenangkan kompetisi nasional ini dan berkompetisi pada tingkat internasional.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR