Rumah-rumah tangga di India berharap banyak untuk perbaikan kualitas hidup mereka. Negara yang tercatat dalam data World Bank tahun 2012 memiliki 1,237 miliar penduduk itu dilaporkan akan membangun solar farm atau pembangkit listrik tenaga matahari terbesar di dunia.
Seperti dikutip Fastcoexist.com, pasokan listrik yang diproduksi di India saat ini tidak dapat memenuhi kebutuhan seluruh penduduknya. Bahkan, 300 juta penduduk India tak memiliki akses pada tenaga listrik. Untuk itu, pemerintah negara tersebut menginvestasikan segala sumber dayanya untuk mencoba menemukan solusi dan memasok lebih banyak lagi tenaga listrik, lebih baik lagi jika tenaga listrik tersebut menggunakan tenaga terbarukan.
Sumber yang sama menyebutkan, jumlah kapasitas listrik dari sumber daya terbarukan berkembang menjadi 27,3 gigawatt pada 2013. Jumlah ini cukup signifikan, yaitu sekitar 10 kali lipat dalam satu dekade. Dua pertiganya dihasilkan dengan tenaga angin.
Namun, solar farm itu belum mulai dibuat. Proyek ambisius ini masih menunggu persetujuan dari berbagai pihak. Rencananya, pembangkit listrik tenaga surya tersebut akan memiliki kapasitas normal hingga 4.000 megawatt dan memiliki penampang sekitar 77 kilometer persegi. Luas ini bahkan lebih besar dari Manhattan, New York, Amerika Serikat.
Seperti dikutip Nature, besarnya skala proyek ini didukung oleh enam perusahaan milik negara dan akan memakan biaya sekitar 4,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 52,9 triliun. Proyek pembangunan yang akan berjalan selama tujuh tahun tersebut akan berada di dekat danau air asin Sambhar di utara Rajasthan.
India saat ini tengah memetakan potensi produksi energi sinar matahari di seluruh bagian negaranya. Namun langkah yang tampak ramah lingkungan ini ternyata mendapat kritik dari para pecinta lingkungan.
Deputy Director-General Center for Science and Environment di New Delhi Chandra Bhushan mengungkapkan bahwa memasok 4.000 megawatt ke dalam grid yang sudah bocor, dengan kebocoran listrik mencapai 20 persen dalam transmisi dan distribusi—sangat tidak masuk akal.
Menurut Bhushan, solusi terbak adalah melakukan pendekatan desentralisasi solar. Dengan membangun proyek-proyek lebih kecil, cakupan jangkauannya, keuntungan sosial, dan perkembangan tenaga manusianya lebih tepat.
Hal berbeda disampaikan oleh Director-General TERI dan Ketua Intergovernmental Panel Perubahan Iklim, Rajendra Pachauri. Menurutnya, Jawaharlal Nehru National Solar Mission (JNNSM) harus tetap mendorong pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, baik itu dalam skala besar, maupun dalam bentuk menyebar.
"India harus melihat dirinya muncul sebagai pemimpin dunia dalam penghimpunan energi matahari menggunakan teknologi untuk pembangkit energi terpusat, juga jutaan aplikasi terdesentralisasi," ujarnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR