Bahan-bahan ini bisa diperoleh dari berbagai toko kain atau konveksi. Di Bandung, baik Sandi maupun Robby, menyebut Jalan Otista, sebagai lokasi mereka berbelanja.
Awal produksi tas kamera dimulai dengan membuat desain dan pola dasar. Untuk menemukan desain yang menarik, Sandi pun banyak meriset dari internet. "Setelah itu, saya kombinasikan dan konsultasi ke penjahit," katanya. Karena memiliki dasar seni rupa, Robby lebih banyak mendesain sendiri produknya.
Mesin jahit yang dipakai untuk membuat tas biasanya adalah mesin-mesin jahit yang sering digunakan di konveksi. Selain mesin jahit, Anda juga harus menyiapkan mesin potong, untuk pola dan bahan.
Untuk membuat ratusan tas tiap bulan, Robby yang dibantu sembilan karyawannya, sudah memiliki sembilan mesin produksi, yakni tujuh mesin jahit, satu mesin jahit cangklong yang bisa menjahit secara memutar dan satu mesin potong.
Proses penjahitan tas ini harus dilakukan dengan teliti dan detil, mengingat tas kamera memiliki desain yang rumit dan pola-pola serta aksen yang cukup banyak, seperti kantong. Atau, agar terlihat lebih bergaya, tas diberi tambahan aksesoris, seperti kancing hingga pemberian webbing tape. Jangan lupa, agar mudah dibongkar pasang kain perekat di setiap sisi capsule dan padding.
Proses terakhir dalam pembuatan tas kamera adalah trial and error, yang juga disebut quality control. Sandi dan Robby pun mengingatkan, pentingnya proses ini, karena pembeli tas kamera juga mencari tas yang kualitasnya bagus. "Maklum, beban yang dibawa bisa mencapai 12 kg," kata Sandi yang baru saja memindahkan gerainya ke Balubur Town Square, Bandung.
Penjualan tas kamera bisa dimulai dengan pemasaran via online, seperti yang dilakukan Robby dan Sandi. Anda bisa membuat website hingga memanfaatkan jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter.
Namun, banyak juga konsumen yang ingin melihat produk secara langsung sebelum membeli. Karena itu, ada baiknya, Anda juga melengkapi jaringan pemasaran dengan membuka gerai fisik. Robby sendiri membuka gerainya, di Lucky Square Mall, Bandung.
Untuk memperluas pasar, Anda juga bisa membuka jalur distributor dan reseller. Sampai saat ini, Robby mempunyai distributor dan reseller yang tersebar di Bandung, Cimahi, Jakarta, dan Tangerang. Ketentuan menjadi distributor L9Bags adalah deposit minimum senilai Rp 30 juta. Adapun deposit untuk reseller minimum Rp 2 juta.
Tujuan Robby menerapkan sistem deposit ini untuk menghindari penumpukan barang di distributor atau reseller dan menjaga barang tetap terjual. Jadi, distributor atau reseller bisa mengambil barang ke Robby sesuai dengan pesanan konsumen dan nantinya tinggal dipotong dengan deposit yang telah disetorkan.
Jika semuanya sudah berjalan dengan baik dan lancar, profit yang cukup besar pun menanti. Menurut Sandi dan Robby, keuntungan dari usaha pembuatan tas ini berkisar antara 30% hingga 50%.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR