Pare, Kediri, menjadi destinasi yang bisa merengkuh dua tujuan sekaligus dalam satu liburan, yakni belajar bahasa Inggris dan pelesir sepeda. (Baca sebelumnya: Pesiar Sembari Belajar di Pare)
Saya mencatat sejumlah tempat untuk berpesiar sembari belajar di sini.
1. Garuda Park
Garuda Park adalah Tugu Garuda yang berada di simpang tiga jalan Sudirman, Pare. Cukup bersepeda sekitar 10 menit, kita telah tiba di tempat ini. Bila malam minggu tiba, tempat ini ramai dipenuhi oleh anak-anak muda yang sekedar mengobrol atau jalan-jalan. Di sekitar lokasi ini terdapat banyak sekali warung lesehan yang mengingatkan kita pada Malioboro di Yogyakarta.
2. Candi Surowono
Peninggalan masa silam ini berada di Desa Canggu, di wilayah Kecamatan Parem. Untuk menuju Candi Surowono, kita dapat bersepeda sekitar 25 menit dari Kampung Inggris. Jalan yang mulus dengan pemandangan sawah, membuat perjalanan jadi tidak terasa. Untuk masuk ke candi kita cukup merogoh kocek sebesar Rp1.000. Candi Surowono merupakan candi yang dibangun sebagai tempat penyucian Raja Wengker, yang merupakan raja bawahan dari masa Kerajaan Majapahit. Candi berukuran 8x8 meter ini memiliki nama asli Wishnubhawanapura dan telah dibangun sejak 1400 Masehi.
3. Gua Surowono
Sekitar 750 meter atau 10 menit dari Candi Surowono, terdapat Gua Surowono. Gua Surowono merupakan gua atau lorong bawah tanah yang dialiri sungai. Konon, ini merupakan sistem kanal, bagian dari Candi Surowono, yang telah ada sejak masa Kerajaan Kediri. Hanya dengan merogoh kocek Rp1.500 saja, kita dapat menyusuri gua ini. Tapi siap-siap untuk basah, karena di dalam gua terdapat mata air yang mengalir.
Lubang masuk ke Gua berada di sebuah sumur yang berada sekitar 5 meter di bawah permukaan tanah dengan genangan air jernih setinggi perut. Untuk memasuki lubang, kita harus ditemani pemandu yang dapat disewa dengan Rp1.000 untuk satu kali pemanduan. Karena jarak antara lubang yang sempit, sekitar 50-60 meter, sehingga untuk masuk kita harus berjalan beriringan, satu demi satu.
4. Monumen Simpang Lima Gumul
Berada di Gumul seolah seperti berada di Eropa. Monumen ini terinspirasi L’Arch De Triomphe yang dibangun untuk mengenang kejayaan para pejuangnya yang tewas setelah bertempur mempertahankan Prancis. Monumen di simpang lima Kediri ini, yang dibangun oleh Bupati Sutrisno, ditujukan untuk membangkitkan perekonomian baru bagi Kediri.
Monumen ini memiliki ruh berdirinya Kediri. Luas bangunan yang mencapai 804 meter persegi, tinggi 25 meter dan ditumpu tiga tangga setinggi tiga meter dari lantai dasar dasar menyimbolkan hari jadi Kabupaten Kediri, yakni 25 Maret 804 Masehi.
Monumen SLG dilengkapi dengan ruang pertemuan, auditorium dan diorama di lantai atas, ruang serba guna di basemen, dan juga minimarket yang menjual souvenir. Monumen ini juga memiliki tiga jalan terowongan bawah tanah untuk menuju ke monumen, yang terhubung dengan tempat parkir.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR