"Lokasi yang semakin dekat, konsentrasi partikel yang tinggi, apalagi bila debu dan abu masih panas, tentu berakibat lebih buruk pada kesehatan warga," kata Agus.
Terkait abu yang masih panas, Agus mengingatkan warga untuk lebih waspada. Abu vulkanik disertai hawa panas dapat menyebabkan panas piroklastik. Panas ini bisa mengakibatkan kematian akibat luka bakar di saluran pernapasan atau sesak napas.
Agus juga mengakibatkan warga untuk berhati-hati pada kandungan asam dalam abu vulkanik. Asam berdampak lebih berat karena sifatnya yang lebih merusak saluran pernapasan. Hal ini sama dengan abu vulkanik yang mengandung berbagai gas berbahaya seperti CO, H2S, SO2, atau yang mengandung komponen kristal seperti silika.
"Karena itu pakailah masker berukuran N95 sampai N100 untuk menghindari masuknya debu berukuran atau kurang dari 10 mikron. Bila merasakan yang tidak beres, segera ke fasilitas kesehatan. Umumnya efek akut dapat hilang dengan pengobatan seperti pemberian obat batuk, obat mengurangi sesak, pengencer dahak, atau obat radang. Antibiotik akan diberikan oleh dokter bila ada tanda infeksi," terang Agus.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR