Belalang sembah betina dikenal karena mengonsumsi pasangannya. Namun ternyata, mereka tidak melakukan itu sesering yang kita kira. Kesimpulan itu merupakan hasil pengamatan William Brown, peneliti dari State University of New York Fredonia dan Phil Hastings, seorang pembuat film yang merekam perilaku hewan tersebut.
"Kanibalisme hanya terjadi pada sekitar 16 persen dari seluruh perkawinan," kata Brown. "Belalang jantan umumnya melarikan diri," ucapnya.
Sederhana saja, faktor utama belalang sembah betina memakan kepala pasanganannya adalah karena lapar.
Sebagai contoh, Chinese Mantis (Tenodera sinensis), kawin pada musim gugur, tidak seperti hewan lain yang melakukannya di musim semi. "Musim panas berakhir dan serangga lain yang menjadi santapan mereka semakin langka," sebut Brown. "Belalang jantan cukup besar dibandingkan dengan makanan yang ada, sehingga ia cukup bernutrisi," ucapnya.
Belalang sembah betina umumnya memakan kepala belalang jantan kemungkinan karena ia mendekati si betina dari depan. Memutuskan kepala pejantan membuat syaraf yang disebut ganglion suboesophageal terputus, sehingga menghilangkan hambatan seksual sang pejantan dan menyebabkan ia bisa bertahan lebih lama.
Setelah itu, kata Brown, pejantan akan kawin dengan apapun. "Jari Anda, pensil, apa saja. Pejantan itu bisa kawin dengan baik meski tanpa kepalanya," ucapnya. "Ada mitos bahwa belalang sembah jantan hanya bisa kawin satu kali setelah kepalanya terputus. Ini tidak benar," ucap Brown.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR