“Ada kepuasan dalam memahami sedikit lebih banyak tentang dunia,” kata pemimpin studi Greg Barsh, seorang peneliti di Hudson Alpha Institute for Biotechnology. Lembaga itu sebuah fasilitas penelitian yang berbasis di Huntsville, Alabama. Tetapi penemuan ini juga luar biasa dengan cara lain, katanya: “Biologi menggunakan seperangkat alat yang sama berulang-ulang, jadi sangat jarang menemukan sesuatu yang tidak berlaku lebih luas untuk banyak situasi lain. Ini mungkin terjadi dalam situasi ini juga. ”
Genetika di balik warna dan pola kucing domestik telah lama menarik minat para ilmuwan. Charles Darwin, misalnya, mengungkapkan bahwa kebanyakan kucing tuli berwarna putih dengan mata biru. Selama perkembangan, katanya, spesies terkadang memperoleh perubahan yang tidak penting, seperti warna rambut, dan mereka juga terkait dengan perubahan lain yang lebih berguna.
Beberapa, tambahnya, bahkan tidak bisa kita lihat. Kucing tersebut tidak memiliki genetika modern, tetapi dia ternyata benar: Ini adalah kelainan genetik yang diturunkan.
SEL KUCING MENURUT GARIS TUBUHNYA
Sebagai bagian dari protokol penelitian yang disetujui secara etis, Barsh dan rekannya mengumpulkan hampir seribu embrio yang telah dibuang dari klinik hewan yang memandulkan kucing liar, banyak di antaranya sedang hamil saat dirawat.
Baca Juga: Temuan 600 Makam Kucing dan Anjing di Mesir Ini Bikin Merinding
Ketika Kelly McGowan, seorang ilmuwan senior dalam tim, memeriksa sel-sel kulit embrio yang berusia 25 hingga 28 hari di bawah mikroskop, dia melihat bahwa area kulit yang lebih tebal diselingi dengan area yang lebih tipis, menciptakan pola warna sementara yang menyerupai kucing. mewarnai kucing dewasa.
Dia sangat terkejut menemukan pola seperti itu di awal perkembangan embrio, jauh sebelum adanya folikel rambut dan pigmen, yang merupakan kunci pewarnaan pada hewan.
Untuk melihat lebih dekat, tim menganalisis sel-sel kulit individu embrio dan menemukan dua jenis berbeda, yang masing-masing mengekspresikan set gen yang terpisah. Di antara ini, gen yang paling berbeda adalah yang diberi nama Dickkopf WNT Signaling Pathway Inhibitor 4, atau DKK4.
Ketika mereka melihat bagaimana sel mengekspresikan DKK4 pada embrio berusia sekitar 20 hari, mereka menemukan bahwa sel-sel yang terlibat adalah yang membentuk pola kulit tebal beberapa hari kemudian.
Baca Juga: Investigasi Ungkap Penyebab Kematian Misterius 330 Kucing di Inggris
Source | : | nationalgeographic |
Penulis | : | Agnes Angelros Nevio |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR