Barsh menjelaskan bahwa DKK4 juga merupakan protein pembawa pesan, yang disebut "molekul rahasia", yang memberi sinyal ke sel lain di sekitarnya, pada dasarnya mengatakan, "Kamu istimewa. Anda adalah area di mana rambut hitam perlu tumbuh.”
Ketika semuanya berjalan sesuai rencana, sel dengan DKK4 akhirnya menjadi tanda gelap yang membuat kucing tabby menjadi kucing tabby. Tetapi mutasi sering terjadi, menghasilkan warna dan pola bulu lain, seperti bintik-bintik putih atau garis-garis yang lebih tipis. Perubahan juga dapat terjadi pada pigmentasi: Mantel serba hitam, misalnya, terjadi ketika sel pigmen yang seharusnya membuat warna hanya menghasilkan pigmen gelap.
POLA SPONTAN YANG BERKEMBANG
Untuk mengetahui bagaimana sel-sel ini sebenarnya membuat pola garis-garis pada tubuh kucing tubuh, tim beralih ke Alan Turing, ilmuwan komputer dan pendiri biologi matematika. Pada 1952, Turing menjelaskan cara untuk menjabarkan secara matematis bagaimana pola dapat muncul secara spontan di alam.
Baca Juga: Misteri Harimau-harimau di Lukisan Raden Saleh Syarif Bustaman
Dikenal sebagai reaksi difusi, teorinya meramalkan bahwa sistem dapat mengatur dirinya sendiri selama perkembangan dengan adanya molekul (atau yang dihasilkan oleh gen, dalam kasus kucing)—aktivator dan inhibitor—yang bergerak dari sel ke sel, atau menyebar, dengan tarif yang berbeda. Jika inhibitor menyebar lebih jauh atau lebih cepat daripada aktivator, maka secara matematis, sistem akan memilah sendiri. Dalam kasus kucing kucing, penghambatnya adalah gen DKK4, tetapi aktivatornya tidak diketahui.
Turing tidak tahu apa itu aktivator atau inhibitor. Dia bahkan tidak tahu apakah mereka ada. Namun 70 tahun kemudian, penemuan kucing itu termasuk di antara sejumlah penemuan lain yang telah membuktikan kebenaran Turing.
“Kita cenderung memikirkan sel-sel yang bergerak selama perkembangan, tetapi memikirkannya begitu awal dalam cara tiga dimensi semacam ini, di mana mereka benar-benar mendapatkan garis-garis ini sebagai ketebalan … Itu benar-benar canggih,” kata Elaine Ostrander, yang mempelajari genetika di balik anjing domestik di Institut Penelitian Genom Manusia Nasional Institut Kesehatan Nasional, di Bethesda, Maryland.
Ostrander, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menambahkan bahwa menganalisis sel-sel tunggal "memungkinkan mereka untuk memisahkan beberapa proses yang berbeda ini, yang semuanya penting untuk akhirnya mendapatkan pola yang ada dalam buku cerita anak-anak kita."
Baca Juga: Hewan- hewan Yang Dianggap Sakral Oleh Orang-orang Mesir Kuno
Source | : | nationalgeographic |
Penulis | : | Agnes Angelros Nevio |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR