Sekitar sepertiga dari operasional Google didukung oleh energi terbarukan saat ini.
Namun, perusahaan raksasa itu masih terus mengambil langkah terobosan. Dikabarkan Google siap menanamkan investasi lebih dari US$1 miliar untuk energi alternatif.
Rick Needham, direktur dari divisi Google's Energy and Sustainability mengatakan, sudah 34 persen daya operasi mesin pencari Google sekarang bergantung pada sumber daya energi terbarukan.
Bila semua berjalan sesuai rencana, maka mereka akan meningkatkan pemanfaatkan energi baru tersebut hingga 100 persen.
Needham juga mengatakan, selama kuartal terakhir Google telah menghabiskan biaya sebesar $2,25 miliar untuk membangun pusat data beserta infrastrukturnya.
"Kami telah menginvestasikan lebih dari semiliar dollar di 15 proyek yang memiliki kapasitas untuk menghasilkan energi sebesar 2 gigawatt," tutur Needham.
Salah satunya, terungkap pada beberapa waktu lalu, perusahaan ini sedang memulai proyek besar tenaga surya di Ivanpah, California-Nevada, yang menggunakan hingga 357.000 cermin matahari (sun-facing mirrors) untuk menghasilkan daya 394 megawatt — tenaga yang mampu memenuhi kebutuhan listrik untuk sebuah kawasan sampai dengan 140.000 rumah.
Sekretaris Energi AS Ernest Moniz sempat mengemukakan, dalam pernyataan kepada Associated Press yang dikeluarkan dalam pembukaan resmi The Ivanpah Solar Electric Generating Station, hari Kamis (13/2): "Proyek Ivanpah adalah satu contoh bagaimana AS menjadi yang terdepan di dunia dalam hal pengembangan energi matahari."
Mengutip Needham, ditegaskan kembali, "Di Google kami berinvestasi dalam proyek-proyek energi terbarukan yang inovatif dan berpotensi mengubah lanskap energi dan membantu memberikan lebih banyak pasokan energi [listrik] ke industri ataupun rumah-rumah di seluruh dunia. Ivanpah adalah langkah merealisasikan hal itu, dan kami senang menjadi bagian dari padanya."
Dan panel surya bukan satu-satunya proyek yang menjadi investasi Google akhir-akhir ini. Google pun dilaporkan telah menggelontorkan jutaan di akuisisi perusahaan di bidang-bidang robotika dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Nampaknya Google juga berniat membuat tambahan baru dari bagian utama mereka —di samping berinvestasi untuk energi terbarukan.
Seperti dikatakan seorang tim engineer Google, Scott Huffman, saat tahun lalu berbicara pada Independent, bahwa kemajuan baru AI akan "memungkinkan komputer perusahaan ini untuk segera mengerti konteks percakapan dan lebih manusiawi".
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR