Ilmuwan menemukan empat molekul yang bisa memberi petunjuk tentang kematian. Ke depan, kematian bisa diprediksi dengan tes darah yang sederhana.
Empat molekul itu ditemukan oleh tim ilmuwan asal Estonia dan Finlandia yang dipimpin oleh Krista Fischer dari Estonian Genome Center dari University of Tartu.
Tim awalnya menganalisis ratusan molekul dalam darah 9.842 orang Estonia dan memantau kondisi kesehatannya. Sejumlah 508 orang yang darahnya dianalisis meninggal 5 tahun kemudian.
Ilmuwan kemudian mencoba melihat kaitan antara molekul yang dianalisis dengan kematian dalam waktu singkat setelah analisis itu.
Mereka kemudian menemukan bahwa kematian itu terkait dengan empat molekul, yaitu plasma albumin, alpha-1-acid glycoprotein, lipoprotein berdensitas rendah, dan sitrat.
Bukan keberadaan molekul itu yang berkaitan langsung dengan kematian, namun jumlahnya yang ada di bawah atau di atas ambang batas.
Plasma albumin misalnya, normal terdapat di dalam darah. Namun, dalam jumlah di luar batas normal, molekul itu bisa menjadi petunjuk tentang risiko kematian.
Setelah di Estionia, penelitian kemduian dilakukan kembali di Finlandia dengan mengambil sampel 7.503 orang.
Dari sejumlah sampel, 176 diantaranya mati setelah 5 tahun pemantauan kesehatan. Peneliti kembali menemukan kaitan antara empat molekul yang disebut dengan kematian itu.
"Yang menarik adalah bahwa biomarker ini merefleksikan risiko sekarat/mati akibat beragam penyakit mulai jantung hingga kanker," kata Johannes Kettunen dari University of Helinski yanng juga terlibat riset.
"Molekul-molekul itu tampaknya adalah tanda dari keringkihan umum dalam tubuh," imbuhnya seperti dikuti situs IFLScience.com, Rabu (5/3).
Peneliti menyatakan, riset yang dilakukan tidak memperhitungkan apakah orang yang diambil darahnya sehat atau punya obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol serta tak memedulikan faktor usia dan kebiasaan minum dan merokok.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR