Kapal barang tanpa awak akan menjadi kenyataan dalam waktu sekitar sepuluh tahun lagi, menurut Rolls-Royce. Industri permesinan itu sudah memperlihatkan rancangan dari kapal tanpa awak, yang walau demikian masih diragukan oleh beberapa ahli.
Disebut Maritime Unmanned Navigation through Intelligence (Munin), proyek ini mendapat bantuan dana dari Uni Eropa sebesar 3,5 juta euro atau sekitar Rp47 miliar.
"Sekarang saatnya untuk mempertimbangkan jalan menuju kapal tanpa awak dari berbagai jenis moda. Kadang yang tidak terpikirkan kemarin, menjadi kenyataan hari ini," kata Oskar Levander, Wakil Presiden Rolls-Royce untuk bidang inovasi dan teknologi.
"Dengan teknologi yang tersedia, saatnya untuk memindahkan operasi ke darat. Apakah lebih baik memiliki awak 20 yang berlayar di angin kencang di Laut Utara atau, sebutlah lima orang di darat?"
Kapal yang dikendalikan dari jarak jauh akan amat berbeda dengan yang saat ini—lebih sederhana—karena tidak memerlukan fasilitas dan sistem untuk para awak kapal.
Perusahaan konsultan, Moore Stephens LLP, mengatakan pengurangan awak akan mendorong penurunan biaya 44 persen untuk kapal barang besar.
Volume angkutan laut dalam beberapa tahun belakangan meningkat dengan nilai US$375 miliar dengan jumlah kapal barang di perairan internasional mencapai sekitar 100.000 kapal.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR