Sejak Kamis (13/3) pukul 00.00 sampai 12.00 WIB, Gunung Slamet tercatat meletus sebanyak sembilan kali dengan ketinggian rata-rata 1.000 meter. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Hendrasto, mengatakan, sembilan letusan yang dihasilkan gunung tersebut dikenal dengan nama letusan freatik.
Letusan freatik merupakan hasil interaksi antara magma dengan air tanah sehingga menimbulkan material abu vulkanik dan uap air. Menurut Hendrasto, letusan yang dihasilkan sampai saat ini belum membahayakan untuk warga di radius lebih dari 5 kilometer.
"Yang membahayakan radius 2 kilometer. Jadi, diimbau untuk tidak mendaki Gunung Slamet dan beraktivitas," kata Hendrasto, saat berada di Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Pulosari, Pemalang, Jawa Tengah.
Hendrasto menambahkan, selain letusan freatik, tercatat masih terjadi sejumlah gempa terkait status Waspada Gunung Slamet, antara lain gempa embusan dan gempa vulkanik dalam.
"Selama ada 97 gempa embusan, 1 gempa vulkanik dalam dan 1 vulkanik dangkal, sejauh ini statusnya masih Waspada," tambahnya.
Hasil data dari Pos Pengamatan Gunung Slamet, hari ini, disebut menunjukkan aktivitas Gunung Slamet mengalami peningkatan dengan adanya 9 kali letusan freatik dalam jangka waktu 12 jam.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR