Nationalgeographic.co.id—Sebuah penelitian baru telah berhasil menemukan mekanisme molekuler yang diyakini sebagai pendorong perkembangan uveal melanoma (UM), yaitu kanker mata yang seringnya mematikan pada orang dewasa.
Uveal melanoma adalah tumor intraokular primer yang paling umum pada orang dewasa. Tumor ini terletak baik di iris (4%), badan siliaris (6%), atau koroid (90%). Penyakit ini pada umumnya tidak menimbulkan gejala ataupun tanda-tanda awal. Tapi, ketika ia tumbuh, ia akan dapat menyebabkan gejala seperti penglihatan kabur atau perubahan penglihatan lainnya, perubahan ukuran atau bentuk pupil, bintik hitam pada iris, dan lain sebagainya.
Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications pada 13 September 2021 yang mengusung judul Loss of polycomb repressive complex 1 activity and chromosomal instability drive uveal melanoma progression, mungkin menawarkan kesempatan untuk mengembangkan pengobatan dalam upaya menekan lebih awal jenis tumor mematikan yang menyebar ke bagian lain dari tubuh.
"Hingga setengah dari pasien UM rentan untuk mengembangkan metastasis hati, yang biasanya mematikan," kata Mathieu Bakhoum, asisten profesor oftalmologi di Yale School of Medicine dan salah satu penulis studi tersebut kepada Medical Xpress.
Ia pun menambahkan, "Alasan mengapa hanya sekelompok pasien dengan karakteristik tumor tertentu yang mengembangkan metastasis, dan mekanisme yang mendorong metastasis, tidak diketahui, namun penting untuk mengembangkan terapi target bagi penyakit mematikan ini."
Tujuan utama studi ini adalah berupaya memahami biologi kanker yang menghubungkan dua ciri kanker, yaitu ketidakstabilan kromosom (kesalahan dalam pemisahan kromosom selama pembelahan sel) dan perubahan epigenetik (perubahan regulasi gen). Interaksi keduanya dapat memajukan perkembangan penyakit. Studi ini juga dapat mengarah pada perawatan uveal melanoma yang lebih baik untuk menekan lebih dini jenis tumor yang mematikan.
Baca Juga: Sepasang Mata Tumbuh dari 'Otak Mini' yang Diciptakan di Laboratorium
Metode pengobatan uveal melanoma saat ini hanya melalui pembedahan dan radiasi. Namun, begitu penyakit ini menyebar ke organ yang lain, maka kemungkinan untuk dapat bertahan hidup sangatlah kecil. Itulah mengapa penyakit ini dikategorikan sebagai salah satu yang mematikan.
“Dengan mengungkap langkah-langkah kunci yang terlibat dalam perkembangan tumor, pekerjaan kami menyoroti peluang bagi intervensi terapeutik sebelumnya untuk menekan evolusi tumor.” kata Samuel Bakhoum dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center seperti yang dilansir dari Tech Explorist.
Dengan mengintegrasikan beberapa analisis genetik dan lainnya pada tingkat sel tunggal, para ilmuwan menemukan bahwa perkembangan uveal melanoma didorong oleh hilangnya Polycomb Repressive Complex 1, yaitu protein yang mengatur ekspresi gen. Adanya kehilangan ini, telah mendorong ekspresi gen yang tidak biasa, serta munculnya kesalahan dalam cara kromosom mengisolasi selama pembelahan sel. Pada akhirnya, hal inilah yang akan memicu respons peradangan sehingga membuat tumor menjadi lebih agresif.
Baca Juga: Berusia 4.500 Tahun, Patung Kayu Bermata Kristal Ditemukan di Mesir
Penelitian ini didukung oleh Melanoma Research Alliance, Burroughs Wellcome Fund, Fund for Ophthalmic Knowledge, dan National Cancer Institute.
Penelitian ini berfokus pada beberapa hal, termasuk diantaranya, memahami mengapa tumor tertentu memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menyebar lebih banyak daripada yang lain, mengidentifikasi mekanisme molekuler yang mendorong perkembangan tumor, mengembangkan model pra-klinis yang dapat digunakan untuk mempelajari mekanisme metastasis tumor-intrinsik dan ekstrinsik, mengidentifikasi target terapi baru yang dapat digunakan untuk mengobati uveal melanoma primer dan metastatik, juga mengembangkan biomarker non-invasif yang dapat digunakan untuk diagnosis, prognostik serta surveilans metastasis.
Mathieu Bakhoum, Ashley Laughney dari Weill Cornell Medical School, Samuel Bakhoum dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center, dan Paul Mischel dari Stanford University merupakan penulis utama dari studi tersebut. Dengan dibantu oleh rekan mereka Jasmine Francis dari Memorial Sloan Kettering.
Baca Juga: Optogenetik: Terapi Mata Ini Mampu Memulihkan Penglihatan Orang Buta
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR