Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan polusi asap kebakaran di Provinsi Riau mulai berkurang setelah sempat turun hujan di sejumlah wilayah.
Titik api atau daerah hutan yang terbakar di Provinsi Riau, terpantau kini masih tersisa 7 titik. Jumlah ini, menurut catatan tim satgas sudah jauh menurun dari beberapa hari sebelumnya. Namun, jika dibiarkan, dikhawatirkan kabut asap berbahaya bisa kembali berulang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, melalui pernyataan pers di Pekanbaru, Senin (17/3) mengatakan, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang telah mengguyur tujuh daerah di Riau pada 16 Maret. Hal itu diakuinya cukup mengurangi kepekatan asap.
"Hujan ringan sampai sedang terjadi di Siak, Bengkalis, Kepulauan Meranti, Pelalawan, Tembilahan, Pekanbaru, dan Rengat," katanya.
Kondisi langit Pekanbaru sudah mulai terlihat cerah pada Senin pagi. Jarak pandang di Bandara Pekanbaru, juga sudah kembali normal sehingga jadwal penerbangan kembali berjalan seperti sediakala.
Ia mengatakan indeks pencemaran menunjukkan kualitas udara sudah membaik di semua lokasi, kecuali di daerah Libo yang masih 401 psi (pollutant standar index). Pantauan indeks pencemaran terakhir dari delapan alat menunjukan polusi mulai menurun dari sebelumnya yang termasuk level "Berbahaya".
Station Manager Garuda Indonesia Pekanbaru, Irawan Suryadi mengatakan, maskapai penerbangan nasional itu sudah mengoperasikan penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru sejak 16 Maret. Ada tiga penerbangan yang aktif, di antaranya rute Pekanbaru-Jakarta dan Pekanbaru-Kuala Namu, Sumatera Utara.
"Garuda mengantisipasi layanan penerbangan dengan memberlakukan kebijakan pembatalan 1x24 jam sebelumnya. Jadi kalau cuaca membaik hari ini, besok kita langsung beroperasi," katanya.
Sutopo mengatakan, turunnya hujan merupakan pertanda baik bahwa proses modifikasi cuaca mulai membuahkan hasil. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menabur 29,9 ton garam untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) hujan buatan di atas Riau sebagai upaya meminimalisasi kebakaran lahan penyebab polusi asap.
Proses penyemaian awan hingga 16 Maret lalu total sudah menebar 11 ton garam, dengan rincian menggunakan dua Hercules TNI AU menabur 10 ton dan Cassa 1 ton.
Sedangkan, proses bom air (water bombing) total 181 kali di area Dumai dan sekitarnya, yakni menggunakan Kamov sebanyak 72 kali dan Sikorsky 109 kali di area Pelintung Dumai.
Meski situasi sudah relatif terkendali, warga mengaku masih khawatir asap akan kembali pada musim kemarau.
Dalam kunjungan ke Riau pada hari Minggu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua lembaga terkait agar memastikan api padam dan asap hilang dalam waktu paling lama tiga minggu. Yudhoyono juga meminta pelaku pembakaran hutan dihukum setegas-setegasnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR