1 Januari 1927, buruh tambang batu bara Ombilin terlibat dalam pemberontakan komunis di Silungkang. Pemberontakan ini dimotori oleh PKI dan Serikat Rakjat, dan perencanaan dilakukan oleh PKBT. Akibatnya saat meletus Januari, banyak rakyat dan buruh tambang dibunuh dan ditangkap oleh aparat akibat rencana yang kurang matang. Pemberontakan ini sebenarnya strategi para buruh untuk mendapatkan kesejahteraan itu.
Perusahaan yang mencium gerakan ini juga sempat memasang perangkap, agar buruh yang diduga komunis dan pemberontak, akan mendapatkan hukuman mulai dari cambuk dalam sel hingga pemecatan.
Gerakan tetap berlangsung dan menjalar di kota-kota besar Sumatera barat. Tokoh-tokoh yang dikenal dalam pemberontakan itu adalah jusuf Rajo Kecil, Talaha Gelar Rajo Sampono, dan Toyib Ongah. Meski demikian, gerakan itu langsung dipadamkan oleh pasukan morsose Belanda, dan kembali kondusif satu minggu setelahnya.
"Walaupun berakhir dengan kegagalan, namun pemberontakan itu membawa dampak terhadap kehuidupan buruh selanjutnya," Zubur berpendapat. "Secara samar terlihat adanya suatu kesadaran baru dari buruh tambang yang selam ini terkotak-kotak antara buruk paksa, buruh kontrak dan buruh bebas."
"Kesadaran akan senasib menumbuhkan kesadaran untuk bersatu melawan Belanda, seperti dalam pemberontakan malam tahun baru 1927 itu."
Baca Juga: Membuka Pesan di Balik Lagu Internationale untuk Perjuangan Buruh
Sanggup Serap Ratusan Juta Ton CO2, Terobosan Ini Diklaim Cocok Diterapkan di Indonesia
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR