Anak bisa mengaktualisasikan potensi dalam dirinya dengan berbekal kepercayaan diri. Untuk bisa percaya diri, anak butuh nyaman dengan dirinya dan dukungan dari lingkungannya. Kenyamanan ini salah satunya didapatkan dari penampilan yang baik, antara lain gigi sehat terawat.
"Anak untuk berprestasi harus nyaman dengan dirinya, termasuk penampilan fisiknya," tutur psikolog anak dan keluarga, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, dalam kegiatan peringatan World Oral Health Day 2014 di Jakarta.
Nyaman dengan dirinya
Vera mengatakan semakin anak nyaman dengan dirinya, kepercayaan dirinya akan meningkat. Jadi, kalau anak nyaman dengan dirinya, termasuk penampilan fisiknya, ia akan lebih percaya diri menjalani berbagai aktivitasnya. Misalnya, lebih aktif bertanya di kelas, berani dan percaya diri berkomunikasi dengan teman sebayanya, dan lainnya.
Kepercayaan diri ini perlu juga didukung oleh lingkungan. Kalau anak berpenampilan kurang baik, misal giginya rusak lantaran kurang menjaga kesehatan rongga mulut, orang lain di sekitarnya bisa saja berkomentar yang meruntuhkan kepercayaan dirinya. Alhasil, anak menutup diri dari lingkungan termasuk pergaulan dengan teman sebayanya.
"Anak usia sekolah dasar hingga masa pubertas akan semakin peduli apa kata orang tentang dirinya, termasuk kata teman-temannya. Komentar teman signifikan pengaruhnya kepada anak, bisa meningkatkan kepercayaan diri anak atau sebaliknya," kata Vera.
Faktor kenyamanan diri ini tentunya tak lepas dari pentingnya menjaga kesehatan gigi untuk mencegah munculnya penyakit gigi yang berdampak buruk, baik terhadap aktivitas sehari-hari hingga prestasi akademiknya. Penelitian membuktikan hal ini. Di negara maju, risiko anak memiliki nilai rendah empat kali lebih besar pada anak yang jarang sikat gigi. Sementara di Indonesia, menurut penelitian Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia dan Pepsodent, nilai tinggi dalam tes matematika didapati pada anak yang rajin sikat gigi.
Keterampilan sosial berkembang
Tak hanya mendorong kepercayaan diri dan bebas penyakit, gigi sehat juga membuatnya nyaman menebar senyum yang dampaknya luas terhadap pengembangan dirinya.
Vera mengatakan senyum pada anak punya banyak makna. Senyum adalah bentuk emosi positif, juga respons terhadap sesuatu yang menyenangkan. Di samping itu, senyum juga bentuk komunikasi. Pada anak, senyum yang juga merupakan bentuk kontak sosial merupakan indikator penting dalam perkembangan keterampilan sosialnya.
Anak yang murah senyum akan lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain di sekitarnya. Maka dengan begitu, ia pun tengah mengembangkan kemampuan membangun kontak sosial. Untuk bisa senyum dengan nyaman tanpa merasa khawatir teman sebaya akan mengomentari negatif, gigi sehat menjadi salah satu syaratnya.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR