"Ini semacam pemahaman tentang hubungan antara kecepatan, waktu dan jarak dianggap telah muncul hanya sekitar A.D. 1350," tambah Ossendrijver.
Metode ini serupa dengan metode yang digunakan oleh para sarjana pada abad ke-14 di Universitas Oxford Merton College, katanya.
Babilonia adalah sebuah kota penting di Mesopotamia kuno, terletak di Irak sekitar 60 mil (100 kilometer) selatan Baghdad. Jupiter dikaitkan dengan Marduk, kota dewa pelindung. Astronom Babilonia membuat tapak arkeologi ini dengan menghitung posisi dari planet-planet kita, kata Ossendrijver.
Baca Juga: Kota Berusia 4.000 Tahun dari Era Babilonia Kuno Ditemukan di Irak
"Mereka menggambar posisi yang dibutuhkan untuk membuat horoskop yang diinginkan, dan mereka juga berpandangan bahwa segala sesuatu di bumi, terhubung dengan pergerakan planet. Sepertinya mereka berharap untuk dapat memprediksi hal-hal di Bumi ," kata Ossendrijver.
Dia mencatat bahwa tapak arkeologi tersebut tidak menyebutkan apa-apa tentang aplikasi astrologi.
Ke-empat tapak arkeologi yang digali sekitar tahun 1880, disimpan di British Museum di London. Tapak arkeologi yang berisi perhitungan geometris berdasarkan daerah trapesium ini, melalui sisi panjang dan pendeknya. Hal ini sudah terpikirkan bahwa Astronom Babilonia hanya mengandalkan konsep aritmatika bukan yang geometris.
Baca Juga: Apakah Tablet Babilonia Kuno Ini Menjadi Awal Penggunaan Trigonometri?
Orang Yunani kuno juga dikenal dengan penggunaan geometri, namun tapak arkeologi Babilonia ini menggunakannya dalam cara yang lebih kompleks, dengan cara abstrak. “Gagasan untuk menghitung perpindahan benda sebagai area dalam ruang kecepatan waktu biasanya ditelusuri kembali ke Eropa abad ke-14,” ujar Ossendrijver. “Saya menunjukkan bahwa dalam empat lempeng paku Babilonia kuno, perpindahan Jupiter di sepanjang ekliptika dihitung sebagai luas bangun trapesium yang diperoleh dengan menggambar perpindahan hariannya terhadap waktu.”
Dia menambahkan, “Interpretasi ini didorong oleh tablet yang baru ditemukan di mana perhitungan yang sama disajikan dalam formulasi aritmatika yang setara. Tablet tersebut berasal dari 350 hingga 50 SM. Prosedur trapesium menawarkan bukti pertama untuk penggunaan metode geometris dalam astronomi matematika Babilonia, yang sejauh ini dipandang beroperasi secara eksklusif dengan konsep aritmatika.”
Baca Juga: Seorang Astronom Amatir Mendeteksi Bulan Baru yang Mengorbit Jupiter
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR