Pencarian bawah laut pesawat Malaysia Airlines yang hilang sejak 8 Maret lalu mulai dilakukan di wilayah selatan Samudra Hindia, seperti disampaikan pejabat Rusia.
Dua kapal yang dilengkapi alat pendeteksi bunyi ping yang berasal dari kotak hitam pesawat MH370, mulai melakukan pencarian bawah laut di area seluas 240 kilometer.
Tim memiliki harapan untuk menemukan kotak hitam milik pesawat Malaysia Airlines.
Lebih dari 14 pesawat dan sembilan kapal terlibat dalam pencarian pesawat pada Jumat (4/4).
Dalam rapat staf yang terlibat dalam pencarian Jumat ini, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan, "Ini mungkin merupakan pencarian paling sulit yang pernah dilakukan."
"Sebuah pesawat besar tampaknya mudah ditemukan - tetapi sebuah pesawat besar hilang dan hilang ke dalam lautan yang tidak dapat diakses merupakan sesuatu yang di luar kelaziman, Anda menghadapi tantangan yang luar biasa."
Pesawat Malaysia Airlines yang mengangkut 239 orang, hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing.
Pesawat diyakini mengalami kecelakaan di Samudra Hindia bagian selatan, meskipun benda-benda yang berkaitan dengan pesawat sampai saat ini belum ditemukan. Koordinasi pencarian dilakukan dari Australia.
'Kemungkinan terbesar'
Kepala Pusat Kordinasi Badan Kerjasama JACC yang memimpin upaya pencarian, Angus Houston mengatakan dua kapal "mulai melakukan pencarian di bawah permukaan (laut) untuk mendeteksi bunyi ping dari kotak hitam".
Kapal Angkatan Laut Australia Ocean Shield menggunakan sebuah alat pendeteksi bunyi ping dari kotak hitam, dari Angkatan Laut AS. Sementara kapal Angkatan Laut Inggris HMS Echo yang juga memiliki alat tersebut juga terlibat dalam pencarian.
Houston mengatakan lokasi pencarian dipilih berdasarkan analisis data citra satelit.
Kekuatan baterai untuk memancarkan bunyi ping dari kotak hitam hanya sampai 30 hari setelah kecelakaan, sehingga tim pencari hanya memiliki waktu beberapa hari saja.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR