Seorang pilot pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang membuat panggilan telepon dengan telepon genggamnya setelah pesawat berbelok dari jalur penerbangannya yang sebenarnya dan terbang rendah di dekat Pulau Penang, lapor sebuah harian yang dikendalikan pemerintah Malaysia.
Panggilan dari telepon co-pilot Fariq Abdul Hamid berakhir tiba-tiba setelah kontak terjadi dengan sebuah menara komunikasi, lapor harian New Straits Times, Sabtu (12/4). Surat kabar itu mengutip sejumlah sumber yang mengatakan bahwa menara telekomunikasi "menangkap pangilan telepon yang sedang dilakukan Fariq (27 tahun)"
Namun laporan itu mengatakan, sumber-sumbernya menolak untuk mengungkapkan siapa yang dihubungi pilot itu.
Menurut sumber-sumber itu, panggilan telepon itu mungkin terputus karena pesawat bergerak cepat menjauh dari menara dan tidak berada di bawah area cakupan menara berikutnya.
Laporan itu mengutip sumber-sumber lain yang dekat dengan penyelidikan hilangnya pesawat itu yang mengatakan bahwa pemeriksaan terhadap telepon Fariq menunjukkan bahwa telepon itu sudah berstatus "disconected" sebelum pesawat dengan 239 penumpang itu meninggalkan bandara Kuala Lumpur pada pukul 00.41 pada tanggal 8 Maret. Dia masih mengirimkan pesan melalui aplikasi WhatsApp pada pukul 11.30 ke sebuah nomor biasa.
Sumber-sumber tersebut sebagaimana dikutip mengatakan bahwa telepon itu "terhubung kembali" dekat Penang sebelum pesawat itu hilang dari radar militer sekitar 320 kilometer di sebelah barat daya Penang.
Harian itu menggambarkan informasi tentang panggilan telepon itu sebagai sebuah terobosan ke penyelidikan kriminal terkait hilangnya pesawat itu bersama 239 orang di dalamnya. Polisi telah mengatakan bahwa para awak pesawat merupakan salah satu dari "sasaran utama penyelidikan" tetapi menolak untuk membuat rincian apapun secara terbuka.
Menteri Perhubungan Malaysia, Hishammuddin Hussein, meragukan laporan New Straits Times itu. "Saya tidak dapat mengomentari (laporan surat kabar) itu karena jika itu benar, kami sudah tahu tentang hal itu jauh lebih awal," kata Hishammuddin kepada Bernama, kantor berita milik negara. Hishammuddin mengatakan ia mengadopsi pendekatan untuk tidak mengkonfirmasi apa pun tentang hilangnya pesawat itu sampai informasi telah dikumpulkan dan diverifikasi.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR