Lebih dari 2 juta orang di AS memiliki alergi terhadap racun dari sengatan serangga, berdasarkan sebuah survei dari WebMD.
Sengatan lebah bisa dibilang lebih parah sakitnya daripada serangga-serangga lain.
Luka dari sengatan lebah umumnya akan memerah, membengkak, dan terasa nyeri. Namun itu tentu saja tak termasuk ledakan tajam rasa sakit di pendahuluan—pada waktu insiden.
Ternyata sakit yang disebabkan sengatan lebah, terjadi karena dua faktor.
Pertama, saat menyengat lebah melepas suatu senyawa kimia, yang disebut melittin, kepada si korban. Senyawa beracun ini mampu menyebar dan memicu timbulnya reaksi dari reseptor rasa sakit. Maka korban jadi merasakan sensasi seperti terbakar.
Yang kedua karena penyengat lebah itu berduri. Bayangkanlah sebuah pedang bergerigi. Tatkala menembus ke kulit korban, tak saja racun, penyengatnya juga ikut \'tercerai\' dari lebah. Ini yang menimbulkan luka menyakitkan.
Semakin lama penyengat tinggal di dalam kulit, semakin banyak pula racun yang keluar, hingga serangan dapat berlangsung sampai sekitar satu menit.
Dan di mana lokasi bagian tubuh terburuk untuk terkena sengatan lebah?
Michael Smith, seorang pelajar program pascasarjana Cornell University, yang mempelajari perilaku dan evolusi lebah madu, melakukan eksperimen dengan menjadikan dirinya sendiri subjek!
Dia lalu mulai mengumpulkan lebah dan menempelkannya di berbagai bagian tubuh. Dia membiarkan penyengat tinggal hingga selama beberapa menit, lantas mengukur rasa sakit dengan variasi skala 1-10.
Sebab, amat sukar memberi nilai untuk rasa sakit—ini pada dasarnya sebuah pengalaman subjektif— tapi studi-studi psikologis telah menyatakan bahwa skala numerik merupakan ukuran paling baik.
Hasilnya? Paling buruk adalah tersengat di lubang hidung (9.0), bibir atas (8.7), dan batang kemaluan atau penis (7.3).
Oleh Smith, hasil lengkap dijabarkan melalui bagan, seperti dalam gambar di bawah ini.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR