Akhir Juni, Bandara Internasional Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, menyelesaikan perluasan dan renovasi semua terminal internasional, domestik, dan beberapa fasilitas lain. Hingga Rabu (16/4), sejumlah pekerja merenovasi terminal domestik, terutama mempercantik fisiknya dengan ornamen khas Bali.
Penyelesaian total perluasan bandara dengan anggaran sekitar Rp 3 triliun ini tinggal menunggu siapnya terminal domestik. Dengan perluasan ini, Ngurah Rai diprediksi mampu menampung 25 juta penumpang per tahun hingga tahun 2025.
”Kami berharap tidak ada halangan dan sesuai dengan jadwal penyelesaian akhir Juni ini. Kami pun tidak sabar bisa memberikan pelayanan yang nyaman dan aman dengan maksimal. Sekarang, bandara memang masih dalam penataan,” kata General Manager Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai I Gusti Ngurah Ardhita, di kantornya, kemarin.
Ia mengatakan, pihaknya berupaya mengubah wajah bandara dan memaksimalkan pelayanan yang terbaik. Pengaturan, lanjutnya, bukan hanya persoalan perluasan. Namun, pihaknya juga mengatur ulang area komersial.
Luas terminal internasional bertambah jadi 120.000 meter persegi dari 65.800 meter persegi dan sudah beroperasi November tahun lalu. Terminal domestik menjadi 65.800 meter persegi dari 13.300 meter persegi.
Mengenai sistem, Ardhita menjelaskan, terminal internasional sudah menerapkan sistem penanganan bagasi dan pemeriksaan bagasi tenteng mulai April ini. Ini merupakan sistem tanpa sinar-X di pintu masuk terminal internasional, khususnya untuk barang bawaan penumpang.
Menunggu selesainya terminal domestik, pihak bandara menunda menaikkan pajak bandara dari Rp 40.000 menjadi Rp 75.000 per orang. Kenaikan baru berlaku di terminal internasional, dari Rp 150.000 menjadi Rp 200.000 per orang.
”Kami menyelesaikan renovasi dulu dan memaksimalkan pelayanan. Setelahnya, pajak bandara baru naik untuk domestik,” kata Ardhita.
Pemerintah Provinsi Bali merencanakan pembangunan bandara internasional kedua di Kabupaten Buleleng dengan target rampung tahun 2018. April ini, lokasinya segera ditentukan.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR