Analisis terbaru inilah yang memberikan bukti paling jelas bahwa peta itu adalah penipuan.
Anggota tim Yale memusatkan perhatian mereka pada tinta yang digunakan di peta. Menggunakan spektroskopi fluoresensi sinar-X (XRF), teknik non-destruktif, mereka mengidentifikasi distribusi elemen di seluruh peta.
“Dengan makro-XRF, kami dapat menghasilkan peta elemen skala satu-ke-satu dari peta,” kata Anikó Bezur, Direktur Laboratorium Studi Teknis Wallace S. Wilson.
Ia juga menambahkan dalam penjelasannya, “Itu sangat besar karena memungkinkan kami untuk berbagi kumpulan data lengkap dari seluruh peta. Kami tidak memilih poin individu. Kami menawarkan gambaran besarnya.”
Baca Juga: Peta Buache dari Abad ke-18 Ini Ada Gambar Benua Antarktika, Benarkah?
Clemens melaporkan kepada YaleNews, “Objek seperti Peta Vinland menyerap banyak ruang udara intelektual. Kami tidak ingin ini terus menjadi kontroversi. Ada begitu banyak hal menyenangkan dan menarik yang harus kita periksa yang sebenarnya dapat memberi tahu kita sesuatu tentang penjelajahan dan perjalanan di dunia abad pertengahan.”
Peta Vinland, menurut Clemens, itu akan tetap berada di Beinecke dengan manuskrip yang menyertainya.
“Peta ini telah menjadi objek sejarah tersendiri. Ini adalah contoh bagus dari pemalsuan yang berdampak internasional dan merupakan bagian integral dari Speculum Historiale, yang merupakan manuskrip yang benar-benar menarik,” pungkas Clemens.
Baca Juga: Misteri Gambar Dataran Antarktika di Peta Karya Piri Reis pada 1513
Sejarah Migrasi Manusia Modern di Indonesia Terungkap! Ada Perpindahan dari Papua ke Wallacea
Source | : | News.yale.edu |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR